MAKALAH VITAMIN
DOWNLOAD FILE DISINI
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puja
dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena dengan hanya
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yaitu “ Vitamin “.
Dalam penyusunan
dan penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan
senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Adnan Malaha, S.Pd selaku dosen mata kuliah Biokimia yang telah
membantu dalam membimbing dalam pembuatan laporan ini.
2.
Ibu sebagai motivator penulis dan berkat jasa-jasa, kesabaran, dan
doanya penulis mampu menyelesaikan laporan ini.
Semoga dengan
disusunnya makalah ini, penulis dapat membagi ilmu dan manfaat serta menambah
wawasan bagi para pembaca. Walaupun makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan maupun kesalahan baik dari segi penulisan kalimat dan rangkaian kata
dan dengan rendah hati agar kiranya rekan-rekan sekalian dapat untuk memberikan
saran dan kritikan yang membangun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Gorontalo, Mei 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……..………………..…………………………. i
DAFTAR ISI ……....…………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……...…….……………………………….. 1
A. Latar
Belakang ……………………………….…………………. 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………. 2
C. Tujuan
…………………………….…………………..………… 2
D. Manfaat
……………………………….………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……… ………....………………………….... 3
A. Vitamin
…….…..……….………..……………….……………. 3
B. Penggolongan
Vitamin …..…………..……………………...…. 3
C. Fungsi,
Sumber dan Avitaminosis Vitamin ..…………………… 4
a. Vitamin
yang Larut dalam Lemak …...…..………….……... 4
b. Vitamin
yang Larut dalam Air ..………..………………….. 7
BAB III PENUTUP ..…….…………………………………………..…. 15
A. Kesimpulan
…………………………………………………….. 15
B. Saran
…………… ……………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………….. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata
“vitamin” pasti sudah tidak asing lagi didengar oleh setiap orang. Jika
mendengar kata vitamin, hal pertama kali yang terlintas dibenak ialah
kesehatan. Tentunya vitamin ada untuk menunjang kesehatan. Vitamin merupakan
zat organik yang berfungsi sebagai zat pengatur dalam tubuh sama halnya dengan
mineral. Vitamin memang sangat dibutuhkan tubuh karena tidak ada zat lain yang
dapat menggantikan vitamin dalam melakukan perannya untuk mengatur fungsi
tubuh. Oleh karena itu, sebagian besar vitamin bersifat esensial atau tidak
didapat diproduksi oleh tubuh sehingga membutuhkan asupan dari luar.
Walaupun vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun
dalam penggunaanya vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Oleh
karenanya vitamin tergolong ke dalam mikronutrien atau nutrisi yang dibutuhkan
dalam jumlah yang sedikit. Sampai saat ini telah ditemukan 13 jenis vitamin,
yaitu vitamin A, B kompleks (B1, B2, B3, B5,
B6, B7, B9, dan B12), C, D, E, dan
K. Setiap jenis vitamin tersebut memiliki fungsinya masing-masing yang berguna
untuk mengatur fungsi tubuh.
Dewasa kini, banyak orang yang beralih menyukai dan
mengonsumsi makanan-makanan instan yang terdapat bahan kimianya daripada
mengonsumsi makanan-makanan alami yang terjamin nutrisinya. Gambaran masyarakat
saat ini merupakan salah satu bentuk kurangnya pengetahuan dan pemahaman
orang-orang mengenai peran dan fungsi nutrisi terutama vitamin. Hal ini menjadi
salah satu faktor masih terdapatnya orang-orang yang mengalami avitaminosis yaitu gangguan atau
penyakit yang terjadi akibat defisiensi (kekurangan) asupan nutrisi dari
vitamin.
Oleh sebab itu, mempelajari vitamin merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh setiap orang, guna untuk mengetahui berbagai macam
jenis vitamin beserta fungsinya dan dari bahan makanan apa yang merupakan
sumber vitamin serta gangguan atau penyakit apa yang dapat dialami jika
kekurangan asupan vitamin.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan vitamin?
2. Bagaimana
penggolongan vitamin?
3. Bagaimana
fungsi, sumber dan avitaminosis vitamin?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan vitamin.
2. Agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penggolongan vitamin.
3. Agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi, sumber dan avitaminosis vitamin.
D. Manfaat
Adapun
manfaat dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai vitamin.
2. Memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai penggolongan vitamin.
3. Memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai fungsi, sumber dan avitaminosis vitamin.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Vitamin
Pada tahun 1912, Funk
adalah sarjana Biokimia bangsa Polandia yang bekerja di London untuk pertama
kali memperkenalkam istilah vitamin (amina yang vital) yang kemudian terkenal dengan nama vitamin (Kartini, 2015).
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vital yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian (Utami, 2010).
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang
sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang
normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus
diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi (Ismawati, 2015).
Vitamin
memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu
penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh akan terganggu karena
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini
dikenal dengan istilah avitaminosis
(Ismawati, 2015).
B. Penggolongan
Vitamin
Secara
garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat
2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu
vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam
lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.
Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di
dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya
di dalam tubuh (Utami, 2010).
Berbeda
dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya
dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama
aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang
terlepas akan masuk ke dalam aliran
darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin
ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh
membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus (Utami, 2010).
C. Fungsi,
Sumber dan Avitaminosis Vitamin
a. Vitamin
yang Larut dalam Lemak
1. Vitamin
A (Aseroftol/Antiseroftol/Retinol)
Vitamin
A merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang
baik, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu,
vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas
tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari,
dan udara (Saihitua, 2014).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin A ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Memelihara
jaringan epitel.
2) Regenerasi
rodopsin di retina.
3) Membantu
pertumbuhan tulang dan gigi.
4) Proses
oksidasi dalam tubuh.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin A ialah mentega, hati, minyak ikan, telur, susu, tumbuhan
yang berwarna hijau dan kuning (Hadisusanto, dkk, 2009).
c)
Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut
(Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Hemeralopia
yang timbul karena menurunnya kemampuan sel
basilus
pada waktu senja.
2) Bintik
bitot (kerusakan pada retina).
3) Seroftalmia
yaitu kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air mata.
4) Keratomalasi
yaitu kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya produksi minyak meibom.
5) Frinoderma
yaitu kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel kulit terganggu.
6) Pendarahan
pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya epitel organ.
7) Proses
pertumbuhan terhenti.
2. Vitamin
D (Kalsiferol/Ergosterol/Antirakhitis)
Vitamin
D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak prohormon. Vitamin D dikenal juga
dengan nama kalsiferol. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh
vitamin ini adalah tulang (Kartini, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin D ialah sebagai berikut (Purwianingsih, dkk, 2009) :
1) Mengatur
kadar kapur dan fosfor.
2) Mempercepat
penulangan.
3) Memengaruhi
kerja kelenjar endokrin.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin D ialah susu, keju, mentega, ikan, dan provitamin D pada
kulit (Purwianingsih, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin D dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut (Purwianingsih,
dkk, 2009) :
1) Penyakit
rachitis.
2) Gangguan
metabolisme zat kapur dan fosfor.
3) Osteomalasi.
3. Vitamin
E (Tokoferol/Antisterilitas)
Pada
tahun 1922, ditemukan suatu zat larut dalam lemak yang dapat mencegah keguguran
dan sterilisasi pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor antisterilitas dan
kemudian disebut vitamin E. vitamin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi
dari minyak kecambah dan dinaakan tokoferol, berasal dari bahasa Yunani dari
kata tokos yang berarti kelainan dan pherein berarti yang menyebabkan
(Prawiranegara, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin E ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Menjalankan
fungsi reproduksi.
2) Membentuk
DNA, RNA, dan sel darah merah.
3) Mencegah
pendarahan pada ibu hamil dan mencegah keguguran.
4) Pembentukan
protrombin.
5) Menjalankan
fungsi hati.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin E ialah kecambah, kuning telur, susu, lemak, daging, dan ragi
(Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut
(Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Keguguran
(abortus) dan mati embrio.
2) Kemandulan
(sterilitas).
3) Kemunduran
hipofisis dan kelenjar gondok.
4) Layu
otot karena saraf rusak.
4. Vitamin
K (Filoguinon/Antihemoragia)
Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan Schondeyder. Vitamin ini sering disebut antihemoragia atau anti
pendarahan.Vitamin K dapat dibentuk oleh tubuh sendiri dengan bantuan bakteri
usus besar, Escherichia coli (Ismawati,
2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin K ialah sebagai berikut (Purwianingsih, dkk, 2009) :
1) Pembekuan
darah.
2) Pembentukan
protombin.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin K ialah Dalam tubuh dapat dibentuk oleh Escerichia coli, bayam, kol, daging,
susu, keju, mentega (Purwianingsih, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin D dapat menyebabkan gangguan darah sukar membeku (Purwianingsih,
dkk, 2009).
b. Vitamin
yang Larut dalam Air
1. Vitamin
B1 (Tiamin/Aneuritik/Antiberi-beri)
Vitamin B1
yang dikenal juga dengan nama Tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang
memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari
(Yuliawan, dkk, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B1 ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009)
:
1) Pembuatan
neurotransmitter.
2) Sebagai
koenzim dalam metabolisme karbohidrat.
3) Keseimbangan
air di dalam tubuh.
4) Penyerapan
lemak oleh jonjot usus.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B1 ialah ragi, kecambah, kulit ari padi/beras,
wortel, hati, telur, susu, ginjal, dan margarin (Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Beri-beri.
2) Selera
makan hilang.
3) Pertumbuhan
terhenti.
4) Transpor
cairan tubuh terganggu.
5) Metabolisme
karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan asam piruvat dalam sel, yang
akan menjadi racun dalam sel.
6) Kontraksi
otot jantung dan sistem saraf pusat melemah.
2. Vitamin
B2 (Riboflavin/Laktoflavin)
Vitamin
B2 dikenal dengan Riboflavin. Dalam bentuk murni, riboflavin adalah
kristal kuning. Riboflavin larut dalam air, tahan panas, oksidasi dan asam,
tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses
pemasakan tidak banyak yang rusak (Prawiranegara, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B2 ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009)
:
1) Metabolisme
gula dan protein.
2) Rangsang
saraf mata.
3) Membantu
pertumbuhan.
4) Pemeliharaan
jaringan kulit sekitar mulut.
5) Merupakan
enzim pada oksidasi dalam sel.
6) Menghasilkan
energi dalam sel.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B2 ialah ragi, telur, hati, daging, ginjal,
otak, dan jantung (Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Keilosis
yaitu luka pada sudut mulut.
2) Katarak
yaitu lensa mata menjadi keruh.
3) Pertumbuhan
terhenti.
4) Peradangan
pada kornea mata sehingga pandangan kabur.
3. Vitamin
B3 (Niacin/Asam nikotinat/Antipelagra)
Vitamin
ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,
metabolisme lemak, dan protein. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir
dengan bantuan vitamin ini (Saihitua, 2015)
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B3 ialah sebagai berikut (Purwianingsih, dkk, 2009)
:
1) Pertumbuhan
sel.
2) Pembentukan
koenzim NAD dan NADP dalam transport hidrogen.
3) Perombakan
karbohidrat dan mencegah pellagra.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B3 ialah hati, susu, kol, ragi, bayam, tomat,
kedelai (Purwianingsih, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Pellagra.
2) Dermatitis
yaitu kulit pecah-pecah, eksim, dan mengelupas.
3) Diare
4) Dimensia
yaitu kekacauan mental, pelupa, letih, dan suka melamun.
5) Pendarahan
usus dan gusi.
4. Vitamin
B5 (Asam pantotenat)
Vitamin B5
(Asam Pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. vitamin B5 berfungi besar dalam
berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan,
terutama lemak (Yuliawan, dkk, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B5 ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009)
:
1) Membentuk
koenzim A.
2) Sintesis
hormon.
3) Kestabilan
gula darah.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B5 ialah hati, daging, ikan, ragi, dan beras
(Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B5 dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Dermatitis.
2) Insomnia.
3) Internitis.
4) Gangguan
fungsi saraf.
5) Kelelahan.
5. Vitamin
B6 (Piridoksin)
Vitamin B6
atau dikenal juga dengan istilah Piridoksin, merupakan vitamin yang esensial
bagi pertumbuhan tubuh (Yuliawan, dkk, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B6 ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009)
:
1) Metabolisme
lemak.
2) Pembuatan
sel darah merah dan kulit.
3) Penyusun
enzim dekarboksilase dan transaminase.
4) Pertumbuhan.
5) Aktivitas
urat saraf.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B6 ialah hati, ikan, daging, dan sayur
(Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Pellagra.
2) Anemia.
3) Obstipasi.
4) Kejang-kejang
dan amat peka terhadap rangsang.
5) Pertumbuhan
terhambat.
6. Vitamin
B7 (Biotin/Vitamin H)
Vitamin
ini memiliki peranan yang sangat besar dalam reaksi biokimia di dalam tubuh,
seperti dalam transfer karbon dioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak.
Tidak seperti kebanyakan vitamin lainnya, biotin merupakan salah satu jenis
vitamin yang cukup stabil diberbagai kondisi lingkungan, seperti panas, paparan
cahaya matahari, dan oksigen (Saihitua, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B7 ialah untuk respirasi aerob dan metabolisme
lemak (Hadisusanto, dkk, 2009).
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B7 ialah ragi, beras, sayuran, dan buah-buahan
(Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B7 dapat menyebabkan gangguan yaitu dermatitis (Hadisusanto, dkk, 2009).
7. Vitamin
B9 (Asam folat)
Vitamin
ini terutama penting pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan
orang dewasa memerlukan Asam Folat untuk memproduksi sel darah merah dan
mencegah anemia (Saihitua, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B9 ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009)
:
1) Pembentukan
sel darah merah.
2) Metabolisme
kelompok metil.
3) Sintesis
DNA dan RNA yang berperan dalam pembelahan sel.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B9 ialah hati, ginjal, sayuran, daging sapi,
pisang, polongan, biji gandum, dan ragi (Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan gangguan sebagai
berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Anemia
pernisiosa.
2) Peradangan
lidah.
3) Diare.
8. Vitamin
B12 (Sianokobalamin/Anti anemia pernisiosa)
Vitamin
B12 adalah kristal merah yag larut dalam air. Warna merah karena
kehadiran kobal. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer,
alkali, cahaya dan bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan,
kurang lebih 70% vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin
adalah bentuk paling stabil karena itu diproduksi secara komersial dari
fermentasi bakteri (Prawiranegara, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin B12 ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009)
:
1) Sintesis
asam amino.
2) Pembentukan
sel darah.
3) Metabolisme
sel dalam pertumbuhan.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin B12 ialah hati, ikan, susu, telur, udang,
kerang, dan keju (Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan yaitu
anemia pernisiosa (Hadisusanto, dkk, 2009).
9. Kolin
Kolin
merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa serupa
vitamin. Senyawa ini dapat ditemukan di setiap sel mahluk hidup dan berperan
dalam pengaturan sistem saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel (Utami,
2010).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari kolin ialah pertumbuhan kulit dan metabolisme lemak (Hadisusanto, dkk,
2009).
b) Sumber
Adapun
sumber dari kolin ialah beras dan hati (Hadisusanto, dkk, 2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan kolin dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut
(Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Gangguan
pada kulit dan ginjal.
2) Timbunan
lemak di sekitar hati.
10. Para
amino asam benzoat
Contoh
lain dari senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-aminobenzoic acid, PABA) yang berperan
sebagai senyawa antioksidan dan penyusun sel darah merah (Utami, 2010).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari para amino asam benzoat ialah pertumbuhan rambut (Hadisusanto, dkk,
2009).
b) Sumber
Adapun
sumber dari para amino asam benzoat ialah ragi dan hati (Hadisusanto, dkk, 2009).
c. Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan para amino asam benzoat dapat menyebabkan gangguan yaitu
rambut rontok dan uban (Hadisusanto, dkk, 2009).
11. Vitamin
C (Asam askorbat/Antiskorbut)
Vitamin
C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin
C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi
dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan
alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C adlaah vitamin yang
paling labil (Prawiranegara, 2015).
a) Fungsi
Adapun
fungsi dari vitamin C ialah sebagai berikut (Hadisusanto, dkk, 2009) :
1) Metabolisme
lemak.
2) Pembentukan
jaringan ikat (kolagen).
3) Kesehatan
gusi.
4) Aktivator
enzim (koenzim).
5) Oksidasi
dan dehidrasi dalam sel.
6) Pembentukan
trombosit.
b) Sumber
Adapun
sumber dari vitamin C ialah sayur, buah segar, hati, dan ginjal (Hadisusanto, dkk,
2009).
c) Avitaminosis
Adapun
akibat kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gangguan yaitu skorbut yaitu pendarahan gusi, pendarahan
kulit, kerusakan sendi, menurunnya permeabilitas sel kapiler darah dan pendarahan
dalam sumsum tulang (Hadisusanto, dkk, 2009).
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari
makalah ini ialah sebagai berikut :
1.
Vitamin
merupakan senyawa organik esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang sedikit (mikronutrien), tidak menghasilkan energi dan berperan
sebagai zat pengatur dalam tubuh.
2.
Penggolongan vitamin didasari oleh sifat kelarutannya. Vitamin yang
larut dalam lemak ialah vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin yang larut
dalam air ialah vitamin B kompleks dan C.
3.
Setiap
vitamin memiliki fungsinya masing-masing dalam mengatur fungsi fisiologis
tubuh. Sumber vitamin terdapat pada semua bahan makanan baik itu makanan pokok,
lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan dan susu. Akibat avitaminosis pada vitamin A ialah gangguan pada penglihatan, pada vitamin
B ialah gangguan kulit, pada vitamin C ialah gangguan saluran cerna (mulut),
pada vitamin D ialah gangguan tulang, pada vitamin E ialah gangguan kesuburan
dan pada vitamin K ialah gangguan pembekuan darah.
B.
Saran
Saran yang dapat disampaikan kepada pihak
kampus ialah untuk perlu menyediakan kantin bersih dan sehat yang dapat menjamin
dan memenuhi kebutuhan nutrisi baik itu kebutuhan akan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin serta mineral untuk seluruh warga kampus baik itu mahasiswa
maupun dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisusanto,
Suwarno., Trijoko., Sudjino., dan Purnomo. 2009. Biologi Kelas XI : Untuk SMA dan
MA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Ismawati. 2015. Vitamin dan Mineral. Universitas Wahid
Hasyim. Semarang
Kartini,
Sapril. 2015. Metabolisme Vitamin. Universitas
Halu Oleo. Kendari
Prawiranegara,
Fadh Akbar. 2015. Vitamin. Universitas
Islam Sumatera Utara. Medan
Purwianingsih,
Widi., Eva L. H., Tintin A., Ida H., Riana Y., dan Diana P. 2009. Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Saihitua, Fadilla. 2014. Vitamin dan Mineral. Universitas
Darussalam Ambon. Maluku
Utami,
Rizki. 2010. Vitamin. Universitas
Syiah Kuala. Banda Aceh
Yuliawan, M.
Tri., Hendy H. S., Ratri A., Luthfi M. F., dan Satria H. R. 2015. Sifat Dan Peranan
Vitamin Dan Mineral Bagi Makhluk Hidup. Universitas
Padjadjaran. Jawa Barat
0 Response to "MAKALAH VITAMIN"
Post a Comment