LAOPRAN JPTT
Related
DOWNLOAD DISINI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Makhluk hidup tidak dapat terbentuk tanpa adanya organ pembentuk makhluk
hidup. Sel merupakan unit terkecil pembentuk makhluk hidup, dimana di dalam
inti sel terjadi seluruh aktivitas sel. Sel-sel hidup itu bertambah besar,
sementara berlangsung pula penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan
dan lapisan lapisan inila yang akhirnya akan melakukan fungsinya pula dengan demikian terbentuk jaringan.
Gabungan dari beberapa sel membentuk suatu jaringan yang akan membentuk organ, gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ dan gabungan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu. Jaringan merupakan gabungan dari beberapa sel. Tanpa adanya jaringan, maka makhluk hidup tidak dapat terbentuk. Karena itu, yang melatar belakangi kami melakukan percobaan ini agar kami mampu mengetahui dan mengenal jaringan. Serta menjelaskan jaringan yang menyusun tentang tumbuhan melalui akar, batang dan daun monokotil juga dikotil.
Gabungan dari beberapa sel membentuk suatu jaringan yang akan membentuk organ, gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ dan gabungan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu. Jaringan merupakan gabungan dari beberapa sel. Tanpa adanya jaringan, maka makhluk hidup tidak dapat terbentuk. Karena itu, yang melatar belakangi kami melakukan percobaan ini agar kami mampu mengetahui dan mengenal jaringan. Serta menjelaskan jaringan yang menyusun tentang tumbuhan melalui akar, batang dan daun monokotil juga dikotil.
Sebagai bagian tubuh tumbuhan,
batang mempunyai tugas untuk mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas
tanah akar,
batang dan daun dengan percabangannya
memperluas bidang asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam
ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi
terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan ; jalan pengangkutan air dan
zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi
dari atas ke bawah menjadi tempat
penimbunan zat-zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 2007).
Pada daerah yang disebut bermusim dingin, aktivitas kambium hanya
berlangsung selama musim semi dan musim panas. Pada musim semi dan panas
kambium lebih aktif dan membentuk sejumlah besar buluh di dalam ruang yang luas.
Penambahan buluh diperlukan untuk transpor cairan yang pada saat itu untuk
memberi makan daun yang bertambah jumlahnya. Pada musim dingin daun gugur,
terjadi pengurangan kegunaan buluh untuk transpor cairan, kambium kurang aktif
dan memberikan pertambahan buluh noktah yang sempit, trakeida, dan serabut kayu
Maka dari itu dibutuhkan takaran
yang tepat antara akar, batang dan daun. Oleh karena itu, berdasarkan uraian
diatas, dapat kita simpulkan bahwa praktikum tentang jaringan penysun tubuh
tumbuhan ini sangat penting di lakukan untuk mengetahui struktur dan fungsi
jaringan tubuh tumbuhan yaitu dari jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa
(permanen), serta dapat menentukan bagian-bagian jaringan, dan cara menentukan bagian-bagian
terkecilnya sehingg dilakukan praktikum ini yang berjudul “ jaringan penyususn
tubuh tumbuhan dari tumbuhan monokotil dan dikotil”.
1.2 Tujuan praktikum
1.
Mahasiswa mamapu menyebutkan jaringan
penyusun tubuh-tumbuhan.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan
masing-masing penyusun tubuh tumbuhan.
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur
berkas pengangkut pada tumbuhan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Jaringan Muda (Meristem)
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan
sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama.
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas jaringan muda (meristem) dan jaringan
dewasa (permanen).
Pada awal perrkenbangan lembaga, semua
sel membelah terus-mernerus, tetapi pada pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya, pembelahan sel dan perjumlahan sel terbatas apda daerah yang
sangat sedikit mengalami di ferensiasi. Jaringan ini adalah suatu jaringan yang
tetap bersifat embrionik, di mana sel-selnya tetap mempunyai kemampuan
membelah. Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang di kenal dengan
meristem. Sel-sel meristem merupkan sel muda yang terdiferensi dan terspesialisasi. Adapun ciri dari sel
meristem adalah sebagai berikut.
1.
Berdinding tipis.
2.
Banyak mengandung proto plasma.
3.
Vakuola kecil dan banyak.
4.
Inti besar.
5.
Plastida belum matang.
6.
Bentuk selnya sama.
KLASIFIKASI MERISTEM
2.1.1 Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan
Berdasarkan posisinya dalam tubuh
tumbuhan, jaringan meristem dapat di bagi menjadi tipe berikut.
a. Meristem
apikal. Meristem ini terdapat paada ujung pucuk utama dalam lateral batang,
serta di ujung akar dan cabangnya. Konsep meristem apikal tumbuhan berpembuluh
di lihat dari sisi jumlah sel pemulanya antara lain pada:
·
Apeks pucuktumbuhan pteridiphytaa
mempunyai satu atau lebih sel pemula yang akan menghasilkan semua sel-sel yang
ada di apeks.
·
Apeks pucuk tumbuhan gymnospermae
merupakan suatu promeristem, terdiri dari sel-sel yang tidak terdirefensiasi,
arah pembelahannya menuju dua araah: periklinal (sejajar permukaan) dan
antuklinal (kearah atas).
·
Apeks pucuk pada angiospermae.
Teori histogen yang di kemikakan oleh hanstein menyatakan
bahwa apeks pucuk di bedakan dalam 3 bagian:
·
Dermatogen merupakan bagian terluar
·
Plerom merupakan bagian terdalam
·
Periblem merupakan bagian tengahantara
dermatogen dan plerom.
Teori
kedua di kemukakan oleh schmidt (1924) yang membedakan picuk menjadi:
·
Tunika yang arah pembentukkannya secara
antiklinal
·
Korpus yang arah pembelahannya ke semua
arah
b. Meristem
interkalar, pada tumbuhan monikotil, pemanjangan sumbu pucuk di sebabkan oleh
aktifitas bagian meristematik yang terdapat yang terdapat di bagian ruas.
Meristem ini merupakan bagian primer yang aktif membela dan terpisah dari
meristem apikal (pucuk).
c. Meristem
leteral meristem ini terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat di
temukannya. Kambium pembuluh dan kambium gabus merupakan meristem lateral. Ke
dua jaringan ini merupakan jaringan dewasa menjadi meristematik kembali.
2.1.2
Berdasarkan asalnya (tahap perkembangannya)
Berdasarkan asalnya, meristem biasanya
di bedakan menjadi meristem primer dan sekunder.
a. Meristem
primer berasal dari pembelahan langsung sel-sel embrionik yang akan menyususn
embrio. Meristem primer dapat di bedakan menjadi beberapa daerah tingkat
perkembangan sel yang berbeda, yaitu:
1.
Meristem ujung pada ujung akar atau
batang dengan ciri bentuk sel masih lama,
2.
Daerah pemanjangan di belakang meristem
ujung, dimana sel-sel meristem mulai memanjang ke bentuk sel sepenuhnya dan
memiliki satu vakuola yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertetu,
di kenal dengan promeristem. Promeristem berkembang membentuk 3 jaringan
meristem, yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar, ketiganya di kenal dengan meristem primer.
b. Meristem
sekunder berkembang dengan jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi
dan spesialisasi, tetapi menjadi embrional kembali. jaringan yang berkembang
dari meristem sekunder adalah jaringan pengangkut sekunder (berasal dari
kambium vaskuler) dan jaringan pelindung (berasal dari kambium gabus/felogen) Jaringan
meristem atau jaringan embrional yang pertumbuhanya tidak terbatas
(indeterminat) artinya terus-menerus
membela jika lingkungan mendukung adalah meristem apikal (titik tumbuh pada
pucuk dan ujung akar) dan meristem lateral (kambium).
2.2 Jaringan dewasa
Sel-sel yang menyususn jaringan dewasa merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel meristem. Setelah membelah, sel meristem
mengalami pendewasaan menjadi jaringan dewasa, yang kemudian berduferensiasi
membentuk kelompok menurut struktur dan fungsinya.
Jaringan dewasa kadang di sebut pula dengan jaringan
permanen karena sifatnya tidak dapat (irrevesible). Artinyya, setelah mengalami
diferensiasi jaringan tersebut tidak muda atau bersifat embrionik kembali.
Berdasarkan struktur atau fungsinya, jaringan dewasa di
bagi menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Parenkim, kolenkim dan
skelerenkima merupakan jaringan sederhana, bersifat homogen, dan terdiri dari
hanya satu tipe sel, sedangkan xilem, floem dan epidermis merupakan jaringan
kompleks yang bersifat heterogen dan tersusun atas dua tipe sel atau lebih.
Kita bahas lebih detail fungsi dan beberapa jaringan
dewasa berikut.
2.2.1. Parenkim
Parenkim terdapat pada semua bagian organ tumbuhan,
seperti empulur, korteks akar dan batang, mesofil daun, endosperma biji, buah
berdaging, jari-jari empulur, juga terdapaat sebagai komponen xilem dan floem,
baik primer maupun sekunder.
Sel-sel
parenkim merupakan sel-sel hidup, berdinding tipis, bersifat embrional,
memiliki banyak ruangan antara sel, bentuk yang bermacam-macam seperti
isodiametris, bulat, seperti tiang, seperti bunga karang, atau seperti bintang.
Sel parenkim mempunyai bentuk dan kandungan yang sesuai dengan fungsinya.
Contoh adalah sel yang menyusun jaringan palisade, memiliki bentuk seperti
tiang dan mengandung klorofil. Sel-sel tersebut berfungsi sebagai tempat
terjadinya fotosintesis sehingga di sebut debgab parenkim asimilasi
(klorenkim).
Berdasarkan fungsinya parenkim, parenkim terbagi menjadi:
a.
Parenkim asimilasi, tempat pembuatan
zat-zat makanan melaului proses asimilasi.
b.
Parenkim penimbun, tempat penyimpanan
cadangan makanan karena memiliki vakuola yang besar. Terdapat pada umbi,
rimmpang dan biji yang merupakaan tempat cadangan makanan berupa pati, minyak
dan senyawa alkoid.
c.
Parenkim air, mampu menyimpan air
misalnya pada tanaman xerofit (kaktus).
d.
Parenkim pengangkut, berada di sekitar
xilem (mengangkut air dan unsur hara) dan floem (mengedarkan zat-zat makanan
hasil fotosintesis)
e.
Parenkim aerenkim, untuk menyimpan udara.
f.
Parenkim penutup luka, mampu
beregenerasi dengan cara kembali menjadi embrional (meristematik). Di sebut
juga kambium gabus (felogen).
2.2.2 Kolenkim
Selnya hidup, dinding mengandung selulosa, pektin, dan
hemiselulosa sehingga sel ini dapat meregang secara permanen dan berfungsi
sebagai jaringan penyokong. Jaringan kolenkim terdapat pada bagian tepi batang,
tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Sel-sel pada jaringan
kolenkim mengalami penebalan pada dindingnya. Berdsarkan pada tipe penebalannya,
kolenkim di bedakan menjadi kolenkim sudut, lempeng, tubular, dan cincin.
2.2.3 Sklerenkim
Dinding sel sklerenkim sangata tebal dan kuat karena
mengandung lignin. Pada waktu dewasa, sel-selnya mati. Jaringan ini terdapat
pada bagian tumbuhan dewasa. Berdasarkan bentuknya, sel sklerenkim bervariasi
dalam bentuk, struktur, asal dan perkembangannya. Sel sklerenkima di bedakan
menjadi sklereid dan serabut/serat.
a. Sklereid
Sklereid
sering di sebut dengan sel batu. Karena sel dindingnya keras dan mengandung
lignin. Sklereid terdiri atas sel-sel mati, bersusun berkelompok atau berdiri
sendiri. Pada tumbuhan, sklereid terdapat pada berkas pengangkut di antara
sel-sel parenkim, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Misalnya,
tempurung kelapa (cocos nucifera) yang keras.
b. Serat/serabut
Serat umumnya merupakan elemen yang
panjang dengan ujung runcing, dengan dinnding sekunder yang tebal. Jaringan ini
terdapt pada akar, batang, daun, dan buah. Pada daun tumbuhan monokotil, serat
tidak hanya sebgai sarung berkas pengangkut, tetaapi meluas hingga ke epidermis
bawah epidermis atas menyusu daun yang kuat.
Monokotil umunya menghasilkan serat yang keras
dengan dinding berkayu, sedangkan dikotil umumya menghasilkan serat lunak yang
dindingnya tidak selalu berlignin sehingga bersifat lentur dan fleksibel. Serat
komersial yang berasal dari tumbuhan dapat berasal dari sistem pembuluh akar,
atau rambut-rambut pada permukaan biji, misalnya serat kapas.
2.2.4. Epidermis
Epidermis merupakan jaringan/lapisan sel terluar daun,
bagian bunga, buah, biji, serta batang dan akar yang belum mengalami
pertumbuhan sekunder. Dapat di katakan, epidermis biasanya terdapat di seluruh
organ tumbuhan yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Menurut fungsi dan bentuknya, sel-sel epidermis tidaklah
sama. Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalaamnya dan empat
pertukaran zat. Epidermis merupakan sel hidup, dengan protoplas dimana
sitoplasmanya hanya berupa selaput tipis yang melekat pada dinding sel. Dinding
sel epidermis sangat tebal, mengandung lignin, pada permukaannya sering di
temukan adanya kitin, lilin, dan garam dalam bentuk kristal. Biasanya epidermis
hanya terdiri dari selapis sel yang pipih dan rapat tanpa ruang antarsel. Pada
epidermis di jumpai banyak sel penjaga
stomata, rambut (trikom dan papila), serta sel khusus lainya.
a. Stomata
Stomata
di sebut juga mulut daun, terdiri dari lubang pori, dan di apit oleh dua sel
penjaga. Stomata biasanya di temukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara, seperti di daun, batang yang masih muda, dan rizom, namun tidak
di temukan di akar. Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh ruang antar
sel. Sel epidermis yang berdekatan dengan sel tetangga. Sel tetangga umumnya
memiliki bentuk yyang berbeda dengan sel
epidermis lainya. Sel penjaga biasanya mengandung kloroplas, sehingga
memungkinkan berlansungnya fotosintesis. Adanya stomata memungkinkan hubungan
antara bagian dalam tumbuhan dan dunia luar. Kemampuan stomata untuk membuka
dan menutup sangat berguna bagi
berlansungnya fotosintesis, pernapasan, transpirasi (penguapan). Pada umumnya,
bentuk sel penutup stomata seperti ginjal, sedangkan untuk monokotil
(rumput-rumputan) berbentuk seperti halter.
b. Rambut
(trikom dan papila)
Trikom merupakan tonjolan epidermis ke arah luar, dapat
bersifat kelenjar (mengeluarkan sekret) atau bukan kelenjar (berupa rambut
sisik, papila atau rambut). Trikom terdapat pada permukaan tubuh tumbuhan atau
pada biji (misalnya, kapas). Trikom dapat tersusun dari satu sel (uniseluler)
atau banyak sel (multiseluler).
Trikom kelenjar/glandular bisa di temukan di daun,
misalnya daun tembakau, atau mahkota bunga. Jaringan ini mengeluarkan berbagai
sekret, antara lain garam, gula, terpentin, dan bahan minyak. Fungsi trikom
bermacam-macam, antara lain sebagai pelindung dan mengurangi penguapan pada
daun dan batang. Pada akar, trikom kita kenal dengan rambut akar. Fungsi rambut
akar adalah untuk menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah.
c. Epidermis
daun
Epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah
daun. Umumnya tidak berklorofil, kecuali pada sel penjaga dan stomata. Bagi
daun bertipe horizontal, epidermis permukaan daun di pertebal dengan adanya
kutikula untuk melindungi daun dari penguapan berlebihanan, maupun zat lilin untuk
melindungi daun dari air (misal: pada daun keladi).
d. Epidermis
batang
Sama halnya dengan epidermis pada daun, epidermis pada
batang berfungsi dalam melindungi jaringan di bawahnya. Sering di temukan
trikom yang berfungsi juga sebagai pelindung.
e. Epidermis
akar
Epidermis
akaar selain berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya, juga berfungsi
sebagai tempat terjadinya difusi dan osmosis air dan garam-garam mineral.
Penyerapan air dan mineral di bantu oleh adanya rambut akar.
Pada
tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder seperti batang dikotil, epidermis
akan hancur terdesak oleh jaringan yang di bentuk dari dalam. Sebagai
perlindungan, jaringan di sebelah dalam membentuk jaringan pelindung lain yang
sangat di kenal dengan periderm.
f. Epidermis
ganda
Epidermis
ganda merupakan satu atau lebih lapisan sel yang sering di jumpai di bawah
epidermis, baik pada daun, batang, maupun akar. Lapisan ini berbeda dengan
jaringan dasar yang terletak di sebelah didalamnya, jaringan ini di sebut
hipodermis.
2.2.5. Jaringan
pengangkut
Jaringat pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang di
butuhkan oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan yakni, xilem (pembuluh kayu) dan
floem (pembuluh lapis/pembulih kulit kayu). Xilem dan floem merupakan jaringan
dewasa yang kompleks,selalu berdaampingan, bersama-sama menyusun sistem
pengangkutan yang meluas keseluruh bagiaan tubuh tumbuhan.
a. Xilem
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineraal
terlarut dari akar keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem merupakan jaringan
komleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang beerbeda dan masing-masing
di sebut sebagai elemen xilem atau unsur xilem. Elemen xilem antara lain,
trakeid pada unsur pembuluh, serat xilem, dan parenkim xilem.
Trakeid berbentuk seperti serabut meruncing di kedua
ujungnya, dengan bagian tengah berlubang. Air dan garam mineral yang di angkut
melalui noktah yang berpsangan. Berbeda dengan trakeid, unsur pembuluh memiliki
perforasi pada ujung-ujungnya yang berkesinambungan dengan unsur-unsur pembuluh
lainnya.
b. Floem
Floem berfungsi sebagai penyalur hasil fotosintesis dari
daun maupun batang yang berklorofil kesemua bagian tubuh tumbuhan. Floem juga
merupakan jaringan kompleks hasil gabungan beberapa jenis sel yang berbeda
terdiri aatas unsur tabung tipis, sel pengiring, parenkim floem dan serat
floem. Ujung dinding unsur tipis, di sebut lempeng tipis, memiliki lubang yaang
menghubungkan sitoplasma dari satu unsur tabung tapis dengan unsur tipis
lainya.
Sel pengiring adalah sel-sel parenkim yang khusus,
fungsinya berhubungan dengan unsur tabung tapis, yaitu mengatur trnslokasi gula
hasil fotosintesis. Sel pengiring terhubung dengan unsur tabung tapis melalui
plasmodesmata.
Tipe jaringan pengangkut, pada tumbuhan, terdaapat
bermacam-macam tipe jaringan pembuluh. Pada bataang tumbuhan dikotil, jaringan
pembuluh membentuk lingkaran yang terletak di antara korteks dan empulur.
Lingkaran tersebut biasanya di pisahkan oleh parenkim intervesikuler. Pad
batang tumbuhan monokotil, jaringan pembuluh tersebar. Jaringan pembuluh akar
berbeda dengan batang. Pada akar, letak xilem berselang seling dengan floem,
sedangkan pada batang, floem terletak di sebelah luar xilem.
Tipe jaringan pada pembuluh berdasarkan letak floem
terhadap xilem.
v Radial,
yaitu floem dan xilem letaknya berselang seling.
v Berkas
kolateral, yaitu floem dan xilem berdampingan. Adaa dua tipe yaitu kolateral
terbuka dan tertutup.
v Berkas
bikolateral, xilem di aapit oleh floem luar dan floem floem dalam.
v Berkas
konsentri, berkas pengangkut melingkar, ada
dua jenis, konsentris amfivasal bila xilem mengelilingi floem,
konsentris amfikribral bila xilem dikelilingi floem.
2.2.6. Kambium
pembuluh
Merupaakan suatu meristem yang menghasilkan jaringan
pengangkut sekunder. Kambium ini merupakan meristem lateral. Pada cabang maupun
akar, kambium merupakan lapisan yang terletak di luar xilem.
Secara morfologi sel-sel kambium pembuluh terdiri atas
dua jenis yaitu pemula fusiformis (fusiform initials) dan pemula jari-jari (ray
initials/jejeri). Pembuluh kambium dalam ikatan berasal dari prokambium yang di
sebut kambium vesikuler. Kambium yang terletak di antara ikatan pembuluh yang
berdekatan.
2.2.7. Jaringan
pelindung (periderm)
Periderm merupakan jaringan pelindung yang biasanya
terletak pada bagian terluar batang dan akar. Periderm terbentuk apabila
terjadi luka di permukaan batang akar atau karena desakan korteks saat
pertumbuhan sekunder. Periderm di bentuk oleh meristem lateral yang berasal dari jaringan dewasa (parenkim
korteks) yang kembali menjadu jaringan embrionik di sebut dengan kambium gabus
(feloge), atau dapat berasal dari subepidermal (hipodermis). Kambium membelah
kearah luar membentuk felem atau gabus dan kearah dalam membentuk feloderm.
2.2.8. Jaringan
sekresi
Sekresi terjadi pada
semua sel atau jaringan tertentu pada tumbuhan. Ada 3 macam istila sekresi pada tumbuhan yaitu:
v Ekskresi
: proses penyisishan komponen sekunder hasil metabolisme tumbuhan.
v Sekresi :
sebagian dari hasil asimilasi yang disishkan.
v Rekresi :
sebagian dari zat yang di reasorbsi tidak di asimilasi dan lansung di
sisihkan untuk mengatur kandungan ion dalam sel.
Struktur
sekretori terdiri dari dua macam:
a. Struktur
sekretori eksternal, umumnya terdpat pada permukaan tubuh tumbuhan, selnya
berasal dari epidermis. Contoh: trikoma, nektar, osmofor, dan hidatoda.
b. Struktur
sekretori internal, terdapat di dalam
tubuh tumbuhan, dapat berupa sel sekretori, ruang sekretori, dan saluran getah.
2.3 Uraian bahan
2.3.1 Akar jagung
Pada
pengamatan akar jagung terlihat beberapa bagian diantaranya epidermis yang
merupakan jaringan terluar yang terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih
dan tersusun rapat. Korteks yang terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbanding tipis serta susunannya tidak rapat dan banyak terdapat ruang antar
sel yang berfungsi dalam pertukaran gas. Jaringan pengangkut yang terdiri dari
floem dan xilem, floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan
zat-zat makanan hasil fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan, sedangkan xilem
merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi menyalurkan air dan unsur hara
dari akar ke daun. Dan jaringan yang terakhir yang terdapat pada akar jagung
adalah epidermis bawah yang merupakan batas terdalam lapisan korteks yang
berfungsi menyerap air dan garam mineral.
2.3.2 Batang jagung
Pada pengamatan batang jagung terdapat dinding sel dimana dinding sel merupakan struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur) dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Selain itu, adanya dinding sel pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas. Aliran sitoplasma adalah aliran dalam sel eukariotik. Sitoplasma merupakan bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariotik, sitoplasma adalah bagian non nukleus dari protoplasma. Kloroplas adalah benda terbesar dalam sitoplasma. Kloroplas yang berkembang pada batang dan daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotosintesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbondioksida menjadi gula yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tumbuhan.
2.3.3 Daun jagung
Pada pengamatan daun lili, terdapat epidermis yang merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji serta dari batang dan akar sebelum menjadi penebalan sekunder. Pada pengamatan daun lili terlihat jaringan yang berdinding sel. Ciri-ciri ini meyerupai ciri-ciri jaringan parenkim. Selain itu, ada juga jaringan palisade yang merupakan sel-sel parenkim yang terdapat di daun. Adapun stomata yaitu lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup.
Pada pengamatan batang jagung terdapat dinding sel dimana dinding sel merupakan struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur) dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Selain itu, adanya dinding sel pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas. Aliran sitoplasma adalah aliran dalam sel eukariotik. Sitoplasma merupakan bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariotik, sitoplasma adalah bagian non nukleus dari protoplasma. Kloroplas adalah benda terbesar dalam sitoplasma. Kloroplas yang berkembang pada batang dan daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotosintesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbondioksida menjadi gula yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tumbuhan.
2.3.3 Daun jagung
Pada pengamatan daun lili, terdapat epidermis yang merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji serta dari batang dan akar sebelum menjadi penebalan sekunder. Pada pengamatan daun lili terlihat jaringan yang berdinding sel. Ciri-ciri ini meyerupai ciri-ciri jaringan parenkim. Selain itu, ada juga jaringan palisade yang merupakan sel-sel parenkim yang terdapat di daun. Adapun stomata yaitu lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup.
2.3.4 Akar kacang tanah
Asal akar adalah dari akar
lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk
akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang
akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar
serabut.
1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2. Anatomi Akar
1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan
potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
2.3.4 Batang dan daun kcang tanah
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
2.3.4 Batang dan daun kcang tanah
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat
duduknya daun, jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari akar ke daun
serta ke seluruh bagian tubuh tumbuhan dan menjadi tempat penimbunan zat-zat
makanan cadangan. Pada batang dikotil
umumnya memiliki batang yang keras sedangkan pada batang monokotil memiliki
batang yang tidak begitu keras. Daun
tumbuhan monokotil dan dikotil juga berbeda yaitu dalam hal susunan daun tulang
utamanya, ada yang menjari, meyirip, dan sejajar. Sebagian besar monokotil
memiliki tulang daun utama paralel (sejajar) yang menjalar sepanjang helai
daun. Sebaliknya, daun tumbuhan dikotil umumnya memiliki banyak percabangan
pada tulang daun utama (cambel,dkk.2003).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
2.1
Alat
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah mikroskop, gabus, kuas kecil, silet dan kaca preparet.
2.2
Bahan
Adapun bahan yang dugunakan pada
praktikum kali ini tanaman jagung (Zea
mays), tanaman kacang tanah (Arachis
hypogea), dan aquades.
2.3
Prosedur
kerja
3.3.1 Jaringan pada akar, batang dan daun (Zea mays)
a. Amatilah dengan perbesaran yang lemah
penantang akar, batang dan daun monokotil lalu gambarkanlah satu sektor dari
penampang tersebut dan diberi keterangan.
b.
perhatikan struktur batang terutama jaringan epidermis, hipodermis,
berkas pengangkut dengan selubung, klerenkim yang tersebar diantara parenkim
jaringan dasar.
c. Perhatikan struktur daun terutama
jaringan epidermis dengan sel kipas dan stomata, berkas pengangkut serta
jaringan mesofil.
d. Perhatikan stuktur akar terutama
korteks dan jaringan pengangkut ( xilem dan floem).
3.3.2 jaringan pada akar, batang dan
daun dikotil (Arachis hypogea)
a. Amatilah dengan perbesaran yang lemah
penampang akar, batang dan daun dikotil
lalu gambarkanlah satu sektor dari penampang tersebut dan beri keterangan.
b. Perhatikan strukur batang terutama
jaringan epidermis, hipodermis, parenkim, beberapa lapisan kolenkim, jaringan
sklerenkim, dan berkas pengangkut serta jari-jari empulur, serta empulur
ditengahnya.
c. perhatikan struktur daun terutama
jaringan epidermis (stomata, trikoma), jaringan mesofil seta berkas pengangkut.
d. Perhatikan stuktur akar terutama
korteks dan jaringan pengangkut ( xilem dan floem),epidermis, endodermis,
silinder.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil pengamatan
Tabel 4.1.1 Jaringan tumbuhan monokotil
(Zea mays)
Gambar jaringan akar
|
Keterangan
|
Gambar tangan
|
Epidermis
Korteks
Pericycle
Pith
Xilem
Floem
Root hairs
|
||
Gambar jaringan batang
|
Keterangan
|
Gambar tangan
|
Epidermis
Hipodermis
Berkas pengankut
Sklerenkim
Parenkim
|
||
Gambar jaringan daun
|
Keterangan
|
Gambar tangan
|
Epidermis
Sel kipas
Stomata
Berkas pengansgkut
Jaringan mesofil
|
Tabel 4.1.2 Jaringan tumbuhan dikotil (Arachis hypogea)
Gambar jaringan akar
|
Keterangan
|
Gambar tangan
|
Gambar jaringan batang
|
Keterangan
|
Gambar tangan
|
Epidermis
Hipodemis
Parenkim
Kolenkim
Sklerenkim
Berkas pengangkut
Jari-jari empulur
|
||
Gambar jaringan daun
|
Keterangan
|
Gambar tangan
|
Epidermis
Stomata/trikoma
Jaringan mesofil
Berkas pengangkut
|
4.2
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini ialah tentang batang dan akar pada tumbuhan yang berjenis
monokotil dan dikotil,yang diamati pada praktikum kali ini ialah preparat
awetan pada batang Zea mays dan
batang Arachis hipogea.
struktur batang tumbuhan monokotil tersusun
atas jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pengangkut atau berkas
pembuluh.Sedangkan pada batang dikotil mempunyai susunan jaringan
epidermis,endodermis,korteks,berkas pembuluh, xilem dan floem,pada batang
dikotil mempuyai kambium.
Pada preparat awetan batang
monokotil ialah Zea mays dengan
mengunakan perbesaran 4
10. Pada awetan tersbut terdapat epidrmis yang
letaknya ada pada lapisan terluar pada sel batang jagung,selain itu pada
preparat awetan Zea mays terdapat berkas pengangkut yang terletak pada lapisan
tengah-tengah dari preparat Zea mays, selanjutny ialah pada preparat tersebut
juga terdapat korteks.epidermis pada batang monokotil terdiri dari selapis sel,
fugsi epidermis pada batang monokotil ialah untuk melindugi jaringan-jarigan
yang ada didalam, selain itu fungsi epidermis ialah untuk menjg agar tumbuhan
tersebut tidak kehilangan air.
Selain
jaringan epidermis yang ada pada tumbuhan monokotil ialah korteks, korteks pada
monokotil merupakan lapisan pada batang yang berfungsi untuk menguatkan batang
tumbuhan tersebut.Setelah korteks lapisan berikutnya ialah stele,tumbuhan
monokoil tidak mempunyai batas yang jelas antara korteks dan stele, jaringn
selanjutnya ialah xilem, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral
lainya dari akar menuju daun melalui batang, sedangkan fungsi floem ialah untuk
mengangkut hasil fotosintesis dari daun kebagian yang lainya. Sealin itu pada
stele terdapt berkas pengangkut,tipe berkas pengangkut pada tumbuhan monokotil
berkas pengangkutnya dinamakan koleteral tertutup sebab diatara xilem dan floem
tidak ditemukan kambium,akibatnya ialah tumbuhan monokotil tidak dapat
melakukan pertumbuhan secara sekunder. Dari hasil yang kami amati jaringan yang
terlihat ialah jaringan epidermis yang terletak pada lapisan paling luar, korteks
yang terletak dekat dengan jaringan epidermis dan berkas pengangkut yang
tersebar diseluruh pada empulur.
Preparat
yang diamati selnjutnya ialah preparat awetan batang Arachis hipogea. Pada awetan Arachis hipogea tersebut terdapat
epideris,berkas pengngkut dan korteks, lapisan epidermis terletak pada lapisan
paling luar dan mempunyai dinding yang lebih tebal dibandingkan pada tumuhan
monokotil pada lapisan epidermisnya terdapat stomata dan buku-buku, dibawah
lapisan epiderms terdapat lapisan korteks, korteks pada batang disebut juga
dengan kulit pertama, pada bagian luar korteks tersusun atas jaringan kolenkim,
makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.selanjutnya ialah jaringan
endodermis batang disebut juga kulit
dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks
dengan stele.setelah jaringan endodermis yang pada batang dikotil ialah Merupakan
lapisan terdalam dari batang.
Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang
artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem
sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil,batangnya
berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak
berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia
cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan
aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut
dinamakan Lingkaran Tahun.Pada pengamatan yang dilakukan yang terlihat ialah
epidermis yangterletak dibagian terluar dari sel batang tersebut, berkas
pengangkut yang terletak pada lapisan palig dalam,korteks yang terletak setelah
jaringan epidermis,floem yang terletak paling dalam dari sel batang Arachis hipogea.
Pada
pengamtan selanjutnya ialah preparat awetan pada akar monokotil dan
dikotil,preparat untuk monokotil ialah Zea
mays,sedangkan untuk tumbuhan dikotil ialah Arachis hypogea pada akar monokotil dan dikotil terdapat beberapa jaringan diantaranya
ialah,epidermis akar tersusun atas slapis sel,dinding sel epidermis tipis dan
biasanya terdapt kutikula,jaringan selanjutnya ialah korteks, korteks dibangun
oleh sel-sel parenkim yang berdindig tipis,sel tersebut tidak tersusun secara
rapat sehingga memudahkan air dan garam mineral bergerak melalui korteks, sel-sel
korteks mengandung butir-butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan, jaringan selanjutnya ialah endodermis, endodermis
ialah selapis ael yang membatasi korteks dan stele,akan tetapi pada tumbuhan
monokotil tidak jelas perbatasan antara korteks dan stele, endodermis berfungsi
mengatur masuknya garam-garam mineral ke stele. Jarigan selanjutnya ialah stele
yang terdiri dari jaringan pembuluh danjaringan penunjang, bagian yang paling
utama ialah berupa jaringan pembuluh,xilem tampak seperti dalam bentuk bitang
karena adanya penojolan-penojolan radialdari daerah pusat kedaerah
perisikel,selain itu juga terdapat floem.
Selanjutnya
ialah mengamati preparat segar untuk tumbuhan monokotilnya ialah Zea mays dan untuk batang dikotilnya
ialah Arthocarpus itegra, pada
preparat segar tanaman monokotil dan dikotil sama dengan preparat awetan pada
batang monokotil dan dikotil, jaringan yang terlihat ialah epidermis, korteks
dan jaringan pengangkut Arthocarpus
integra dan pada. Dari uraian tersebut dapat dilihat perbedaan antara
batang dan akar pada tanaman monokotil dan dikotil,pada batang monokotil
pemuluh angkut (xilem dan floem)tersebar, tidak mempunyai kambium sehingga
batang tidak dapat membesar, batas antara korteks dan stele tidak jelas, pada
monokotil epiderminya hanya tersusun selapis sel. Sedangkan pada tanaman
dikotil dapat dibedkan antara korteks dan stele, mempunyai kambium sehingga batang
dapat melakukan pertumbuhan sekunder dan batang pada tumbuhan dikotil dapat
membesar, kambium terletak diantar xlem dan floem,jaringan epidermisnya
ditutupioleh sel yang tebal.xilem dan floem tersuun melingkar.
Sedangkan untuk perbedaan akarnya
ialah pada akar monokotil batas antara kaliptra dan tudung akar jelas, letak
xilem dan floem berseng-seling, tidak memiliki pertumbuhan sekunder.Sedangkan
pada akar tumbuhan dikotil batas ujug antara kaliptra dan tudung akar tidak
jelas, letak xilem dan floem diluar denan kambiu sebagai pembatas, dapat
melakuka pertumuhan sekunder.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan diantara nya ialah terdapat
perbedaan jaringan pada batang dan akar monokotil dan dikotil yaitu Zea mays dan Arachis hypogea, pada batang monokotil terdapat jarigan epidermis
yang terdiri dari selapis sel, sedangkan pada batang dikotil epidermisnya
terdiri dari lapisan sel yang tebal, selain itu juga terdapat perbedaan pada
berkas pengangkut,pada tumbuhan monokotil berkas pengangutnya pada tumbuhan
monokotil terdiri dari jaringan epidermis, korteks, stele,berkas pengangkut, xilem
dan floem, letak xilem dan floem tersebar dan tidak memiliki kambium sehingga
termasuk kedalam jaringan koleteral tertutup sehingga kebanyakan tumbuhan
monokotil tidak dapat melakukn pertumbuhan sekunder dan akibatnya ialah pada
tumbuhan monokotil biasanya pohonya kecil, sedangkan pada tumbuhan dikotil
mempuyai jaringan epidermis, endodermis, korteks, stele, xilem dan floem, yang
terletak secara tersebar pada sel batang dan akar pada tumbuhan dikotil, selain
itu pada tumbuhan dikotil juga mempunyai kambium sehingga dapat melakukan
pertumbuhan sekunder. Pada tumbuhan monokotil sel-sel yang terletak diantara
xilem dan floem tumbuh menjadi sel-sel parenkim dan sel-sel sklerenkim itulah
yang menyebaabkan kenapa pada tumbuhan mnokotil tidak mempunyai kambium, sedangkan
pada tumbuhan dikotil sel-sel yang terdapat diantara xilem dan floem berfungsi
sebagai kambium pembuluh, dengan demikian pada tumbuhan monokotil dan dikotil
memiliki sistem jaringan yaitu sistem jaringan dasar,sistem jaringan dermal dan
sistem jaringan pembuluh.
5.2
Saran
Para
praktikan seharus nya lebih teliti dalam mengamati preparat,agar hasil yang
didapatkan lebih akurat sehingga tidak ada kendala pada meneliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Fried, H.G. dan Hademones, J.G., 2007. Teori dan Soal-Soal Biologi
Edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
Tjitrisoepomo, G., 2007. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Iwan, Wahyu. 2006. Biologi. CV Regina. Bogor.
Campbel, 2003. Biologi Jilid Dua. Erlangga. Jakarta.
Ernawati, dkk. 2010. Morfologi dan Anatomi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
0 Response to "LAOPRAN JPTT"
Post a Comment