Lettori fissi

LAPORAN Pengambilan Darah Kapiler

Related



DOWNLOAD FILE DISINI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena dengan hanya limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini yaitu Pengambilan Darah Kapiler. 
Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Bapak Rijal, AMAK., S.ST selaku dosen mata kuliah Phlebotomy yang telah membantu dalam membimbing dalam pembuatan laporan ini.
2.      Ibu sebagai motivator penulis dan berkat jasa-jasa, kesabaran, dan doanya penulis mampu menyelesaikan laporan ini.
Semoga dengan disusunnya laporan ini, penulis dapat membagi ilmu dan manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Penulis menyadari laporan ini masih memiliki kekurangan maupun kesalahan baik dari segi penulisan kalimat dan rangkaian kata dan dengan rendah hati agar kiranya rekan-rekan sekalian dapat untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, Mei 2017

 Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………..    i
DAFTAR ISI ..……...……………………………………………………    ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………....    iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….    v
BAB I  PENDAHULUAN  ………….…………………………………..   1
A.       Latar Belakang ………………………………………………...…....    1
B.        Rumusan Masalah …………………………………………………..    2
C.        Tujuan ………………………………………………………………     2
D.       Manfaat ……………………………………………………………..    2
BAB II  PEMBAHASAN  ……...……………………………………….   3
A.       Phlebotomy ……….……………………………..……….…………     3
B.        Darah …………………………………………………………….....     3
C.        Komposisi Darah ……….....………………………....……………..     4
a.       Plasma Darah …………………………………………………..      4
b.      Sel-sel Darah (Korpuskuler) ……………….…………………..      5
D.       Pengambilan Darah Kapiler .……………………………………….      7
a.       Fingerstick (Jari) ……………………….……………………....      7
b.      Heelstick (Tumit) ………………………………..……………..      8
E.        Komplikasi Phlebotomy …………………………………………….    8
a.       Syncope …………………………………………………………    8
b.      Rasa Nyeri ………………………………………………………    9
c.       Hematoma ……………………………………………………...     9
d.      Pendarahan ……………………………………………………..     10
e.       Alergi …………………………………………………………...     10
f.       Trombosis ………………………………………………………     10
g.      Radang Tulang …………………………………………………     11
h.      Anemia …………………………………………………………     11
i.        Komplikasi Neurologis ………………………………………...      11
j.        Kegagalan Pengambilan Darah ………………………………...     11
k.      Hemokonsentrasi ……………………………………………….     11
l.        Hemodilusi …………………………………………………….      12
BAB III METODE KERJA ……………………………………………      13       
A.    Pra Analitik ………………………………………………………..      13
B.     Analitik ……………………….…………………………………...       13
C.     Pasca Analitik ……….…………………………………………….       13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ………………………………...     14
A.    Hasil ………..………………………………………………………       14
B.     Pembahasan …….………………………………………………….       14
BAB V PENUTUP ………………………………….………………….     17
A.       Kesimpulan ………………………………………………………...      17
B.        Saran ……………………………………………………………….      17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR GAMBAR

Gambar II.I      Komposisi Darah Dalam Tubuh …………………..…….    4
Gamabr II.II    Eritrosit (Sel Darah Merah)…………………...…………     5
Gambar II.III   Leukosit (Sel Darah Putih) …………………………...…    5
Gambar II.IV   Trombosit (Keping Darah) ..…………………………….     6
Gambar II.V    Skinpuncture - Fingerstick ……………………….….…      7
Gambar II.VI  Skinpuncture - Heelstick ………………....………….....      8




DAFTAR TABEL

Tabel IV.I  Hasil Pengambilan Darah  ..……………………………….        14


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Praktik pengambilan darah sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Pengambilan darah pada zaman dahulu ada yang dilakukan dengan menggunakan mangkok “cupping” dan juga menggunakan hewan seperti lintah. Pengambilan darah zaman dulu dilakukan dengan tujuan untuk  penyembuhan penyakit atau terapi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, perkembangan alat pengambilan darah mengalami perubahan menjadi lebih modern dengan tidak meninggalkan fungsi utamanya yaitu digunakan untuk pengambilan darah. Alat ini masih berprinsip sebagaimana mirip dengan lintah, disebut dengan spuit atau suntik.
Dewasa kini, praktik pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Pengambilan spesimen darah membutuhkan teknik khusus dan disarankan dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman, biasanya dilakukan oleh seorang analis kesehatan.
Dalam melakukan pengambilan darah terdapat hal-hal yang harus diperhatikan serta teknik-teknik yang harus dikuasai oleh seorang praktikan (analis). Oleh sebeb itu, mempelajari phlebotomy merupakan hal yang wajib dilakukan oleh praktikan karena untuk dapat melakukan pengambilan spesimen darah juga untuk dapat menjamin mutu kualitas spesimen darah yang diambil untuk pemeriksaan labortaorium.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan phlebotomy?
2.      Apa yang dimaksud dengan darah?
3.      Apa saja komposisi dalam darah?
4.      Bagaimana pengambilan darah kapiler?
5.      Apa saja komplikasi dalam phlebotomy?
6.      Bagaimana hasil dari pengambilan darah kapiler pada partisipan?
C.     Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dalam praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan phlebotomy.
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan darah.
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami komposisi dalam darah.
4.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pengambilan darah kapiler.
5.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami komplikasi dalam phlebotomy.
6.      Agar mahasiswa dapat melakukan pengambilan darah kapiler pada partisipan.
D.    Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dalam praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai phlebotomy.
2.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai darah.
3.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai komposisi darah.
4.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai cara pengambilan darah kapiler.
5.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai komplikasi dalam phlebotomy.
6.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa agar dapat melakukan pengambilan darah kapiler pada partisipan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Phlebotomy
Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan nama flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari kata Yunani  phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dahulu dikenal  istilah  venasectie  (Belanda),  venesection atau venisection (Inggris) (Ulya, 2016). Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah pena, arteri atau kapiler (Ferliem, 2011).
Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture), dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture (Poetri, 2014).
B.     Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada makhluk hidup yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian  (Syuhada, 2014).
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol semakin menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk karbondioksida. (Nursasi, 2016).
C.     Komposisi Darah
Darah memiliki komposisi yang terdiri dari sekitar 55% cairan darah (plasma) dan 45% sel-sel darah (korpuskuler). Sel- sel darah ada tiga macam, yaitu sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit, dan keping darah atau trombosit (Fitriani, 2012).





Text Box: Gambar II.I Komposisi Darah Dalam Tubuh
a.       Plasma Darah
Plasma darah terdiri atas sekitar 91 % air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme gas-gas, dan hormon). Fibrinogen yang ada dalam  plasma darah merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka (Fitriani, 2012).


b.      Sel-sel darah (Korpuskuler)
1.      Sel darah merah (Eritrosit)
darah2.jpg


Text Box: Gambar II.II Eritrosit (Sel Darah Merah)

Sel darah merah berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung. Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Hemoglobin berwarna merah, karena itu sel darah merah berwarna merah (Fitriani, 2012).
Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari. Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu. Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin yang terlepas (Fitriani, 2012).
2.      Sel darah putih (Leukosit)
Text Box: Gambar II.III Leukosit (Sel Darah Putih)leukosit.jpg






Sel darah putih sesungguhnya tidaklah berwarna putih, tetapi jernih. Disebut sel darah putih untuk membedakannya dari sel darah merah  yang berwarna merah. Sel darah putih bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah yang selalu berada di dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah. Kemampuan untuk bergerak bebas diperlukan sel darah putih agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjaga tubuh. Sel darah putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki pigmen. Berdasarkan zat warna yang diserapnya dan bentuk intinya sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu basofil, neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit (Fitriani, 2012).
Secara normal jumlah sel darah putih pada tubuh kita adalah kurang lebih 8.000 pada tiap 1 mm3 darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 – 13 hari. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Jika tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, sel- sel darah putih akan menyerang atau memakan kuman- kuman tersebut (Fitriani, 2012).
3.      Keping darah (Trombosit)
Keping-Darah.png




Text Box: Gambar II.IV Trombosit (Keping Darah)

Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih kecil daripada sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari. Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah. Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah menyentuh permukaan luka, lalu pecah dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang halus, sehingga darah berhenti keluar (Fitriani, 2012).
D.    Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler, yaitu sebagai berikut (Nursasi, 2016):
1.      Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
2.      Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3  bagian tepi telapak kaki atau pada  ibu jari kaki.
3.      Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dan sebagainya), kongesti atau sianosis setempat.
a.       Fingerstick (Jari)
finger.jpgFingerstick untuk orang dewasa dan anak usia lebih dari satu 1 tahun. Gunakan bagian daging yang terletak antara bagian tengah dan bagian samping jari ketiga atau keempat sisi telapak tangan. Waspada, jangan menggunakan jari untuk bayi yang berusia kurang dari 1 tahun (Strasinger dan Marjorie, 2016).





Text Box: Gambar II.V Skinpuncture - Fingerstick
b.      Heelstick (Tumit)
Heelstick untuk bayi kurang dari 1 tahun. Gunakan bagian medial dan lateral pada permukaan bawah (planar). Waspada, jangan melakukan pungsi pada bagian posterior tumit (Strasinger dan Marjorie, 2016).
Text Box: Gambar II.VI Skinpuncture - Heelstickheel.jpg












E.     Komplikasi Phlebotomy
Komplikasi yang berkenaan dengan tindakan Flebotomi meliputi (Ardiningsih, 2016) :
a.       Syncope
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejalanya dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur, bahkan bisa sampai muntah.


1.      Cara mengatasi
a)      Hentikan pengambilan darah.
b)      Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satusisi.
c)      Tungkai bawah ditinggikan (lebih tinggi dari posisi kepala).
d)     Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang.
e)      Minta pasien menarik nafas panjang.
f)       Pasien yang tidak sempat dibaringkan ,diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang.
2.      Cara Pencegahan
Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan, Pasien dianjurkan berbaringpada waktu pengambilan darah, kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan
b.      Rasa Nyeri
Nyeri bisa timbul alibat alkosol yang belum keringatau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat.
1.      Cara pencegahan
a.       Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mongeringsebelum pengambilan darah dilakukan.
b.      Penarikan jarum tidak terlalu kuat.
c.       Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya.
c.       Hematoma
Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit) sebagai akibat robeknya pembuluh darah.
1.      Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
a)      Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena
b)      Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena
c)      Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan.
d)     Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet (tourniket) belum dikendurkane. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
2.      Cara mengatasi
Lepaskan turniket dan jarum, tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa, angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (± 15 menit), Kalau perlu kompres untukmengurangi rasa nyeri.
d.      Pendarahan
Pendarahan yang berlebihan terjadi karena terganggunya system kouglasi darah Perdarahan terjadi karena pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan, pasien menderita gangguan pembekuan darah (trombositopenia, defisiensi faktor pembeku darah misalnya hemofilia), Pasien mengidap penyakit hati yang berat (pembentukan protrombin, fibrinogen terganggu).
1.      Cara mengatasi
Melepaskan turniket dan jarum, tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa, angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (± 15 menit), kompres untuk mengurangi rasa nyeri.
e.       Alergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam flebotom, misalnya terhadap zat antiseptik/desinfektan, latex yang ada pada sarung tangan, turniket atau plester. Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis, radang selaput mata, shock. Cara pencegahan dengan memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex.
f.       Trombosis
Trombosis terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempat yang sama sehingga menimbulkan kerusakan dan peradangan setempat dan berakibat dengan penutupan (occlusion) pembuluh darah. Pencegahan  dengan menghindari pengambilan berulang ditempat yang sama.


g.      Radang Tulang
Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yang sempit dan pemakaian lanset yang berukuran panjang. Cara mengatasi  dengan menggunakan lanset yang ukurannya sesuai.
h.      Anemia
Pengambilan darah berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukan.
i.        Komplikasi neuologis
Komplikasi neurologist bersifat lokal karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskansebelumnya. serangan kejang (seizures) dapat Terjadi. Pencegahan dengan menghentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala dimiringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
j.        Kegagalan pengambilan darah
Faktor yang dapat menyebabkan antara lain karena jarum kurang dalam. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah, vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapat terjadi bila menarik penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yang terlalu besar atau jarum terlalu kecil.
k.      Hemokonsentrasi
Hemoknsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasangan turniket yang ketat dan lama ( > 1 menit), atau mengepal telapak tangan dengan pemijatan (massage). Hal ini akan menyebabkan peningkatan kadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein total, GTO, lipid total, kolestrol dan besi (Fe).


l.        Hemodilusi
Terjadi karena pengambilan darah dilengan dimana terdapat pemberian cairan intra vena (infus). Pengambilan darah di sisi influs harus di hindari sebisanya, jika tidak memungkinkan, hentikan infus 3-5 menit, ambil darah dibagian distal tempat infus dan buang 3-5 cc darah yang pertama diambil.


BAB III
METODE KERJA
A.    Pra Analitik
Adapun langkah kerja pada tahap pra analitik ialah sebagai berikut :
1.      Gunakan alat pelindung diri (APD).
2.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3.      Alat-alat yang akan digunakan ialah sebagai berikut :
a.       Lanset
b.      Autoclick
c.       Tabung kapiler
4.      Bahan-bahan yang digunakan ialah sebagai berikut :
a.       Alkohol 70%
b.      Kapas
B.     Analitik
Adapun langkah kerja pada tahap analitik ialah sebagai berikut :
1.      Pijat jari yang akan diinsisi (pungsi) dan tekan sampai hampir ujung jari.
2.      Lakukan proses desinfeksi pada jari yang akan diinsisi (pungsi), biarkan sampai mengering.
3.      Lakukan insisi (pungsi) dengan menggunkan lanset atau autoclick.
4.      Usap tetesan darah pertama pada kapas.
5.      Masukkan darah kapiler ke dalam tabung kapiler secara perlahan. Jangan sampai terdapat gelembung udara.
6.      Jika darah mulai sedikit, lakukan pemijatan kembali dan masukkan darah ke dalam tabung kapiler hingga terisi ¾ tabung kapiler.
7.      Jika telah terisi, tabung kapiler ditusukan ke dalam lilin.
C.     Pasca Analitik
Adapun langkah kerja pada tahap pasca analitik ialah sebagai berikut :
1.      Amati sampel darah yang telah didapat.
2.      Pastikan banyaknya sampel sesuai dengan kebutuhan (volumenya sesuai kebutuhan).
3.      Pastikan tidak terdapat gelembung udara dalam tabung.
4.      Sampel dapat disimpan untuk menunggu pemeriksaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
      Berdasarkan praktikum pengambilan darah kapiler, hasil yang dapat diperoleh  ialah sebagai berikut :
Letak Pengambilan Darah
Hasil
Fingerstick
IMG_20170324_095603_HDR.jpg
Text Box: Tabel IV.I Hasil Pengambilan Darah
B.     Pembahasan
Phlebotomy merupakan suatu teknik pengambilan darah yang sering dilakukan oleh para praktisi labortaorium. Orang yang melakukan tindakan phlebotomy disebut phlebotomiest (flebotomis). Menurut bahasa, phlebotomy lebih merujuk pada pengambilan darah vena (venipuncture), hal ini mengandung artian sempit karena hanya terbatas pada pembuluh vena. Tetapi pada praktiknya phlebotomy dilakukan pada pengambilan darah vena, arteri maupun kapiler.
Pada praktikum kali ini, dilakukan praktik phlebotomy oleh praktikan kepada seorang partisipan (sesama praktikan) untuk pengambilan darah kapiler. Skinpuncture atau disebut juga pungsi dermal ialah proses pengambilan darah kapiler yang dilakukan pada permukaan kulit. Darah kapiler didapatkan dari pembuluh kapiler. Dalam hal ini, kapiler yang akan dilakukan pengambilan darah ialah kapiler yang berada pada ujung jari sehingga dalam pengambilan darah kapiler ini disebut dengan fingerstick. Pembuluh darah kapiler ialah pembuluh darah yang menghubungkan antara vena dan arteri dimana dalam pembuluh kapiler terjadi berbagai pertukuran zat baik itu oksigen, karbondioksidan maupun nutrisi.
Dalam melakukan pegambilan darah kapiler, terdapat 3 macam tahapan yang disebut tahap pra-anaitik, tahan analitik dan tahap pasca analitik. Menurut Thoyib (2015) kesalahan  tahap  pra-analitik  memberikan  kontribusi paling  besar  pada  kesalahan  laboratorium  (46-77,1%).  Oleh karena itu, praktikan diharapkan dapat melakukan tahap pra-analitik dengan sebaik mungkin. Tahap pra-analitik yang dilakukan dalam praktikum kali ini ialah dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan meliputi menyiapkan kapas alkohol, kapas kering, lanset dan autoclick.
Selanjutnya pada tahap analitik. Pada tahap ini dilakukan proses pengambilan darah yang diawali dengan menentukan jari yang akan dilakukan skinpuncture. Jari yang ideal untuk dilakukan pengambilan darah kapiler ialah jari tengah dan jari telunjuk. Setelah selesai menentukan jari yang dilakukan pungsi dermal, jari tersebut kemudian dilakukan pemijatan. Pemijatan ini bertujuan agar darah pada jari tersebut terkumpul pada satu titik yaitu pada ujung jari setelah ditekan. Menurut Strasinger dan Marjorie (2016) menekan sekitar 2,5 cm dari titik pungsi dengan sering dapat mengalirkan darah dengan baik dibandingkan menekannya terlalu dekat dengan titik pungsi. Kemudian, dilakukan proses desinfeksi pada ujung jari dan biarkan hingga mengering. Desinfektan yang digunakan ialah alkohol 70%.
Setelah melakukan desinfeksi, selanjutnya melakukan proses insisi kapiler. Pada insisi kapiler, dapat dilakukan dengan menggunakan lanset langsung atau dengan menggunakan bantuan autoclick. Menurut Strasinger dan Marjorie (2016) pungsi dermal pada jari (fingerstick) untuk orang dewasa dan anak usia lebih dari satu tahun dan pungsi dermal pada tumit (heelstick) untuk bayi kurang dari satu tahun. Untuk fingerstick, posisikan lengan pasien pada permukaan yang keras dengan telapak tangan menghadap ke atas dan jari menunjuk ke arah bawah. Darah kapiler yang keluar kemudian ditampung dalam tabung kapiler. Tabung kapiler harus diisi sekitar ¾ bagian dari tabung. Dalam pengisian tabung kapiler, tidak boleh terdapat gelembung udara di dalamnya. Oleh karena itu, phlebotomiest harus dengan hati-hati untuk dapat mengisi tabung kapiler karena akan mempengaruhi hasil dari pemeriksaan. Setelah terisi, tabung kemudian ditancapkan pada lilin yang telah disediakan.
Selanjutnya pada tahap pasca analitik. Pada tahap ini phlebotomiest harus memastikan bahwa sampel darah kapiler yang didapat telah sesuai dengan kebutuhan yaitu volume jumlah darah kapiler telah representatif (mewakili ¾ bagian dari tabung kapiler) dan tidak terdapat gelembung udara dalam tabung.  Hasil yang diperoleh dari pratikum kali ini ialah praktikan dapat melakukan pengambilan darah sesuai prosedur serta mendapatkan darah kapiler terhadap partisipan melalui fingerstick dengan jumlah volume sesuai dengan kebutuhan.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari laporan kali ini ialah sebagai berikut :
1.      Phlebotomy menurut bahasa merupakan teknik atau proses pengambilan darah melalui pembuluh vena, namun menurut istilah merupakan teknik atau proses pengambilan darah melalui pembuluh vena, arteri maupun kapiler.
2.      Darah merupakan cairan yang dimiliki oleh makhluk hidup tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi dalam tubuh. Darah yang kaya akan oksigen dan menuju ke jantung disebut darah vena.
3.      Komposisi darah yaitu 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah (korpuskuler) yang terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit.
4.      Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan dengan cara fingerstick (jari) dan heelstick (tumit).
5.      Komplikasi yang berkenaan dengan tindakan phlebotomy ialah meliputi syncope, hematoma, rasa nyeri dan lain sebagainya.
6.      Hasil dari pengambilan darah kapiler oleh praktikan kepada partisipan ialah sesuai dengan prosedur pengambilan darah melalui fingerstick  dengan volume darah sesuai kebutuhan.
B.     Saran
      Saran yang dapat disampaikan oleh praktikan kepada pihak kampus ialah untuk dapat melakukan pengadaan dan penyediaan alat. Hal ini utarakan karena pada praktikum sebelumnya ketersediaan alat seperti jarum untuk holder ialah terbatas. Sehingga demi untuk penyaluran pengetahuan dan pengalaman praktikan dalam melakukan praktik phlebotomy, ketersediaan alat sangatlah diharapkan oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiningsih, Rochmi. 2016. Phlebotomy. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Jawa Tengah
Ferliem. 2011. Flebotomi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Fitriani, 2012. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Darah. Univeritas Islam Negeri Alauddin. Makassar
Nursasi, Suci. 2016. Pengambilan Darah Vena dan Darah Kapiler. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky. Makassar
Poetri, Ririn A.S. 2014. Pengambilan Spesimen Darah Vena Pada Nn. BW Di Ruang Kasuari I RSUD Kabupaten Sorong. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong. Papua Barat
Strasinger, Susan King dan Marjorie Schaub Di Lorenzo. 2016. Intisari Flebotomi : Panduan Pengambilan Darah. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Syuhada, Ayu. 2014. Analisa Darah Lengkap. Institut Sains dan Teknologi Nasional. Jakarta
Thoyib, Armanu. 2015. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Perawat tentang Flebotomi terhadap Kualitas Spesimen Laboratoriu. Universitas Brawijaya. Jawa Timur
Ulya, Faizatul. 2016. Flebotomi Sederhana. Universitas Muhammadiyah Semarang. Jawa Tengah












20161007_150619.jpg20161007_150619.jpgText Box: Hasil Pengambilan Darah KapilerText Box: Proses Pengambilan Darah KapilerLAMPIRAN









                                                  




Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "LAPORAN Pengambilan Darah Kapiler"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel