Lettori fissi

JURNAL UJI AKTIFITAS EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea Americanan Mill) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN LIMPA PADA MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINFEKSI Staphylococcus aureus


DOWNLOAD FILE DISINI

UJI AKTIFITAS EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea Americanan Mill)
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN LIMPA PADA
MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINFEKSI Staphylococcus aureus

Victy Felistiani
Prodi S1 Gizi Stikes Bina Mandiri Gorontalo

ABSTRAK
Felistiani, Victy 2017. Uji Aktifitas Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea Americanan Mill) Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Dan Limpa Pada Mencit (Mus Musculus) Yang Diinfeksi Staphylococcus Aureus. Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mill) terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus musculuc) yang diinfeksi S. Aureus dan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mill) terhadap gambaran histopatologi limpa pada mencit (Mus musculuc) yang diinfeksi S. Aureus. Metode penelitian menggunakan pendekatan secara kuantitatif yang meliputi rancangan penelitian, pemilihan populasi dan sampel, variabel penelitian, waktu dan tempat. Hasil pengamatan pada hispatologi diperoleh dari nilai rata-rata skoring tingkat kerusakan hispatologi hepar dari tiap perlakuan. Presentase dan hasil uji duncan skoring tingkat kerusakan hispatologi hepar mencit sebagai berikut, pada perlakuan normal (sehat) presentase kerusakan sel hepar (%) dilihat dari Normal = 42,02 DP = 34,03 DH = 6,68 Nekrosis = 17,28 rata-rata SD skor total = 152,80  10,918a . perlakuan kontrol antibiotik (K+) Normal = 3,41 DP = 41.70 DH = 9.70 Nekrosis = 3.62 rata-rata SD skor total = 154.60  15,582a. Perlakuan dosis 0 mg/kg BB (P0) Normal = 21.06 DP = 41.70 DH = 23.62 Nekrosis = 13.62 rata-rata SD skor total = 188.00  20.149b. Perlakuan dosis 600 mg/kg BB (P1) Normal = 36.05 DP = 53.68 DH = 3.95 Nekrosis = 6.32 rata-rata SD skor total = 152,00  9,747a . Perlakuan dosis 1200 mg/kg BB (P2) Normal = 37.37 DP = 55.65 DH = 3. 76 Nekrosis = 17,28 rata-rata SD skor total = 148.80  4.970a . Berdasarkan data rata-rata nilai skor histopatologi hepar dilakukan uji normalitas menggunakan kolmogrov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,145 (p>0,05). Hasil uji homogenitas pada Lavene Test memiliki nilai signifikan sebar 0,104 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh telah homogen. Hasil uji ANOVA One-Way diperoleh nilai signifikan sebar 0,001 (p<0,001) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa 0 (H0) ditolak dan hipotesa 1 (H1) diterima. Dari semua data penelitian dan keterang data diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol biji alpukat berpengaruh sangat signifikan dalam mengurangi tingkat kerusakan hispatologi hepar mencit dengan dosisi optimal 600 mg/kg BB dan ekstrak etanol biji alpukat tidak berpengaruh terhadap jumlah megakaryosit dilimpa.
Kata kunci :      Antibakteri, antioksidan, biji alpukat, hispatologi hepar, histopatologi limpa,  Staphylococcus Aureus.







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sepsis merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada manusia (Nielsen dkk,.2009) yang merupakn suatu kondisi klinis akut dan serius yang muncul sebagai akibat adanya infeksi mikroorganisme patogen atau toksinya dalam aliran darah (bakteremia) (Irawan dkk,. 2012). Sepsis tidak hanya terbatas pada darah, tapi dapat mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk organ-organ yang ditandai dengan disfungsi organ. Angka kematian akibat sepsis berkisar antara 12,90% diseluruh dunia (Lokeshwar dkk,. 2005) sedangkan diindonesia kejadian sepsis berkisar antara 1,5-3,72%, dengan angka kematian berkisar antara 37,09-80% (Aulia dkk,.2003).
Pengamatan mikrokopis organ hepar dilakukan dengan menggunakan histopatologi skor. Derajat kerusakan dari setiap sampel ditentukan dengan cara menjumlah seluruh skor dari empat kriteria histopatologik dan dihiting reratanya sehingga didapatkan nilai untuk tiap perlakuan. Empat kriteria histopatologik tersebut mengacu pada scoring histophatology manja reonigk dari sutrisna dkk (2013). Sedangkan pada limpa yang diamati adalah jumlah sel mengakariyosit sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2008).
Dosis ektrak etanol biji alpukat (P. Americana) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0 mg/kg BB, 600 mg/kg BB dan 1200 mg/kg BB yang didasarkan pada penelitian Sutrista dkk (2005). Hasil penelitian Sutrisna dkk (2005) menunjukan bahwa ekstrak etanol 90% biji alpukat (P. Americana) pada dosis 600 mg/kg BB dan 1200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang terkena diabetes. Penderita diabets menurut Anshori dkk (2014) sangat mudah terinfeksi bakteri dan menjadi tempat yang optimal untuk pertumbuhan bakteri sehingga para penderita diabets sering mengalami komplikasi berupa infeksi bakteri khususnya S. Aureus. Komplikasi dapat terjadi karena S. Aureusdapat berinvasi keberbagai organ dengan kemampuannya bermetasis melalui peredaran darah menyebabkan bakteremia sampai terjadi sepsis. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan dosis, ekstrak etanol P. Americana biji alpukat berdasarkan penelitian sutrisna dkk (2015) yaitu sebesar 600 mg/kg BB dan 1200 mg/kg BB yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa sehingga dapat membandingkan apakah dosis tersebut dapa juga berpotensi menurunkan kerusakan hepar dan limpa. Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkaan biji alpuka P.Americana dapat digunakan sebagai obat alternatif khususnya dalam menghambat perkembangbiakan bakteri sehingga dapat mengurangi kerusakan histopatologi hepar dan limpa.
            1.2 Rumusan Masalah
                        Rumusan masalah pada penelitian ini adalah seagai berikut:
1.      Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
2.      Apakah ada pengaruh pemberian  ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) terhadap gambaran histopatologi limpa pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
1.3  Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.         Mengetahui pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
2.         Mengetahui pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) terhadap gambaran histopatologi limpa pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
1.4  Manfaat Penelitian
                        Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Berpartisipasi dalam pengembangan dan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan kususnya dalam bida ilmu biologi.
2.      Dapat digunakan sebagai landasan ilmiah untuk penelitian selanjutnya
3.      Memberikan informasi untuk pengembangan obat baru dan biji alpukat (persea americana mill). Terhadap ifeksi s. Aureus.





BAB II
KAJIAN TEORI
            2.1 Alpukat (Persea Americana Mill)
                        Alpukat (Persea Americana Mill) yang termasuk dalam famili tumbuhan Lauraceae yang banyak tumbuh didaerah tropis dan subtropis (katja dkk, 2009). Buah ini merupakan salah satu jenis buah yang digemari masyarakat karena selain rasanya yang enak juga mengandung antioksidan yang tinggi (afrianti, 2010). Namun demikian, biji alpukat yang merupakan salah satu hasil ikutan produk pertanian belum dimanfaatkan (dewi dan sulistyowati, 2013)
            2.2 Staphilococcus Aureus
                        Staphilococcus Aureus merupakan spesies dari genus staphlococcus yang bersifat dari patogen oportunistik. Nama staphilococcus berasal dari kata staphylo yang dari bahasa yunani berarti anggur, dikarenakan sifatnya yang membela diri tidak hanya pada lapisan permukaan dan tersusun bergombol sehingga terlihat menyerupai rangkaian anggur (Jawetz., dkk 1996).
2.3 Hepar
                        Hepar adalah organ terbesar dalam tubuh. Hepar mendapat darah dari vena port dan arteri hepatika yang menyuplai 40-50% oksigen dan kurang lebih setengah dari darah yang bersirkulasi akan menuju hepar. Sebagian kecil darah dari arteri hepatika mengalir lansung masuk kepherperal sinusoid (Jones., dkk 2006). Vena porta, arteri hepatika dan saluran empedu akan bergabung dalam satu aderah vena pertis (segitiga kernaan). Empedu akan disalurka dari hepar keduodenum melalui saluran empedu interahepatik dan ekstrahepatik (Guyton 1997).
2.4 Limpa
                        Tubuh makhluk hidup memeliki kemampuan melawan berbagai jenis organism atau toksik yang dapat merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan ini disebut kekebalan yang  merupakan hasil produksi dari jaringan limfoid didalam tubuh (Guyto, 1997). Sistem jaringan limfoid dapat diklarifikasikan dalam dua kelompok yaitu organ limfoi primer dan sekunder. Organ limfoid primer merupakan organ yang berfungsi mengatur produksi dan diferensiasi limfosit dan tempat pengaturan perkembangan limfosit.  Sedangakan organ limfoid sekunder meruapakan organ limfoid antigen dan pengontrolannya (Tizard, 1988).
2.5 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah sebaagai berikut:
1.      H0 = Pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil). Tidak berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
H1 =  Pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
2.      H0 = Pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil). Tidak berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?
H1 =  Pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus) yang diinfeksi S. Aureus?












BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
            Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium  menggunakan rancang acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan.
3.2 Populasi dan Sampel
            Hewan coba yang digunakan adalah hewan mencit (Mus Musculus) jantan Strain Balb/c berumur 1-2 bulan yang diperoleh dari laboratorium hewan coba jurusan biologi  fakultas sains dan teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penentuan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus (t-1)(n-1)  15 dengan t merupakan jumlah perlakuan dan n adalah jumlah sampel perkelompok. Pada penelitian ini, jumlah perlakuan adalah 5, sehingga besar sampel didapatkan dari nilai n (Hanafia, 1993).
3.3 Variabel Penelitian
            Variabel-variabel  penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Variabel
Pemberian ekstrak etanol biji alpukat (P. Americana Mil) infeksi Staphilococcus Aureus
2.      Variabel Terikat
Perubahan histopatologi hepar pada mencit (Mus Musculus)
3.      Variabel Kontrol
a.       Jenis Mencit
Mencit (Mus Musculus) Strain Balb/c, jantan, usia 8 hingga 12 minggu, berat bada 20-25 gram, gerak aktif, bulu tidak rontok.
b.      Cara Pemeliharaan
Mencit diadaptasikan selama 14 hari dilaboratorium hewan coba sebelum hari perlakuan hingga mencit mencapai berat 20-25 gram. Mencit diberi makan pelet SP serta minum air mineral secara ad libitum.

c.       Perlakuan
Tehnik pemeberian ekstrak biji alpukat secara oral, injeksi bakteri Staphilococcus Aureus secara intraperitoneal.
3.4    Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2017 mulai dari pemeliharan hewan coba hingga pengamatan preparat histopatologi hepar dan limpa. Penelitian dilakukan beberapa tempat yaitu laboratorium fisiologi tumbuhan, laboratorium mikrobiologi,  laboratorium hewan coba,  laboratorium fisiologi hewan, laobaratorium patologi anatomi dan laboratorium optik.















                       

DAFTAR PUSTAKA

Nielsen, Ole L, Tine I.,Bent A., Pall S, L., Jorgen S. A., Peter. H., dkk. 2009. A Pig Model Of Acute Staphylococcus Aureus Induced Pyeimia. Acta Veterinaria Scandinavica. 51:14.
Irawan D., Hamidah, Purwati, Tryono E. A., Bramantono, Arvianto V., dkk. 2012. Profil Penderita Sepsis Akibat Bkateri Penghasil ESBL. Jurnal Penyakit Dalam. 13 (1) :63-8
Aulia, D., Arief I. Sanjaya., dan Ina S. Timan. 2003. The Use Of Immatane To Total Newtrophil (IT) Ratio To Detect Bacteremia In Neonatan Sepsis. Journal Laboratory Medicine and Quality Assurance, 25:237-242.




Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "JURNAL UJI AKTIFITAS EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea Americanan Mill) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN LIMPA PADA MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINFEKSI Staphylococcus aureus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel