Lettori fissi

MAKALAH METODOLGI RISET

Related


DOWNLOAD FILE DISINI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti atau diselidiki. Objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati lainnyaserta peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakatatau di dalam alam. Dalam melakukan penelitian, kadang-kadang peneliti melakukannya terhadap seluruh objek, tetapi sering juga peneliti hanya mengambil sebagian saja dari seluruh objek yang diteliti. Meskipun penelitian hanya mengambil sebagian objek yang diteliti, tetapi hasilnya dapat mewakili seluruh objek yang diteliti.
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut populasi, sedangkan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi disebut sampel. Kegunaan sampling dalam penelitian adalah menghemat biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat tenaga, memperluas ruang lingkup penelitian, memperoleh hasil yang lebih akurat.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun yang rumusan masalahnya adalah  jelaskan dan sebutkan tehnik pengambilan sampel.
1.3 Tujuan/Manfaat
            Adapun tujuannya adalah  agar mahasiswa mengetahui macam-macam pengambilan sampel.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Simpel Random Sampling
            Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dalam penelitian. Sedangkan teknik random merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
a.     Jenis-Jenis Teknik Random Sampling
Teknik random sampling ada lima  jenis yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, diantaranya yaitu : Simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling dan multistage random sampling. Simple Random Sampling ( pengambilan sampel secara acak   sederhana )
Pada prinsipnya pengambilan sampel secara acak sederhana adalah apabila besarnya sampel yang diinginkan berbeda-beda, maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilihpun beda-beda. Ada dua jenis pengambilan sampel dengan cara acak sederhana yaitu dengan mengundi anggota populasi atau teknik undian, dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka random. Teknik simple random hanya boleh dilakukan apabila populasinya homogen.
b.   Kelebihan simple random sampling Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah  untuk dimengerti.
c.   Kekurangan simple random sampling
1.       Harus tersedia daftar kerangka  sampling ( sampling frame ). Apabila kerangka sampling belum tersedia, maka harus dibuat terlebih dahulu. Proses ini mungkin akan memakan waktu sehingga akan lama dalam praktiknya.
2.       Sifat individu harus homogen, kalau tidak memungkinkan akan terjadi “bias” dimana apabila karakteristik sampel berbeda dengan populasi akhirnya sampel menjadi tidak representatif menggambarkan subyek penelitian.

2.2 Proporsionate Stratified Random Sampling
    Dalam melaksanakan suatu penelitian, sering kita jumpai populasi yang kita miliki staf homogen, tetapi heterogen, yaitu karakteristik populasi yang kita miliki bervariasi.
Jika populasi terdiri dari beberapa sub populasi yang tidak homogen dan setiap sub- populasi akan di wakili dalam penyelidikan, maka pada prinsipnya dapat di tempuh dua jalan yakni :
1.      Mengambil sampel dari tiap-tiap sub-populasi tanpa memperhitungkan   besar kecilnya sub-populasi.
2.      Mengambil sampel dari tiap-tiap sub-populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi itu.
Kedua cara sampling ini meskipun dapat di lakukan, namun cara yang kedua yang di pandang lebih baik, lebih menjamin validitas dan reabilitas dalam generalisasi. Cara kerdua inilah yang di sebut propotional sampling, yang dapat memberikan landasan generalisasi yang lebih dapat di pertanggung jawabkan dari pada cara pertama.
Teknik sampling proporsional yaitu sampel yang di hitung berdasarkan perbandingan.
Teknik ini di gunakan apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Misalnya penduduk Indonesia akan sangat heterogen jika di lihat dari pendidikan, agama, tempat tinggal, dan penghasilan.  Oleh karena itu, teknik penarikan sample yang di gunakan pun harus melihat pada perbedaan sifat dari populasi.

2.3 Disproporsionate Stratified Random Sampling
            Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya. Disproportionate Stratified Random Sampling, adalah teknik   menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional(Prasetyo,2010).
Sampling ini hampir sama dengan sampling stratifikasi, bedanya proporsi subkategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Hal ini dilakukan karena subkategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. Misal, kita mengambil populasi tenaga pengajar yang terdiri atas guru besar, lector kepala, lector, lector muda, dan asisten. Sampel dapat diambil secara merata yakni untuk masing-masing(Kasriam,2006).
Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan sampling dengan sendirinya teratasi. Sampling ini tidak memakan banyak waktu dibandingkan dengan sampling secara proporsional. Sedangkan kelemahan sampling jenis adalah proporsi tiap kategori yang sebenarnya menurut populasi jadi terganggu(Kasiram,2010).
Dikenal dengan sampling acakan tidak proporsional berdasarkan stratifikasi. Jika dilihat dari namanya sekilas sama dengan teknik sampling yang kedua yang telah dijabarkan diatas. Tetapi sebenarnya teknik ini memiliki perbedaan yaitu proporsi subkategori tidak berdasarkan atas proporsi yang ada dalam populasi, hal ini dikarenakan subkategori terlalu sedikit jumlah sampelnya(Prasetyo,2010)
Kelemahan dari teknik ini adalah kemungkinan terdapat subkategori yang terlalu besar atau terlalu kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan proporsi populasi yang sebenarnya. Menurut pendapat saya, hal itu dapat membuat populasi menjadi terganggu. Selain itu seharusnya peneliti harus dapat mempertanggung jawabkan hasil penelitiannya dengan cara menghindari kesalahan tentang pengklasifikasian populasi(Usman,2006).
2.4 Cluster Sampling
            Random ini merupakan gabungan atau perpaduan dari cara pengambilan sampel acak berstrata dengan sampel acak cluster. Setiap populasi memiliki karakteristik yang berbeda. Populasi yang memiliki strata saja terjadi karena peneliti sendiri sudah membatasi populasinya pada klaster tertentu tapi klaster ini masih cukup luas. Contoh: perajin rotan, petani yang memiliki sawah dan SMA di perkotaan. Sedangkan populasi yang memiliki klaster saja karena peneliti telah membatasi pada strata tertentu. Contoh: populasi guru-guru lulusan D3 atau S1 saja. Pengambilan sampel secara acak klaster-berstrata harus tetap memperhatikan syarat acak atau karakteristik yang sama(Usman,2006).









































BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel dengan teknik atau cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Dalam tehnik pengambilan sampel meliputi  beberapa metode yaitu Simpel Random Sampling, Proporsionate Stratified Random Sampling, Disproporsionate Stratified Random Sampling, dan Cluster Sampling.
3.2 Saran
            Adapun saran yang  dapat diberikan yaitu harus lebih lengkap dan jelas lagi mengenai tehnik pengambilan sampel, agar mahasiswa mudah memahami.
           


















DAFTAR PUSTAKA
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kaulitatif. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.
Prasetyo, Bambang. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2010.
Usman, Husaini,  dkk. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.










Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "MAKALAH METODOLGI RISET"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel