Lettori fissi

LAPORAN DIETETIK

Related


DOWNLOAD FILE DISINI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna, dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Depkes RI, 2007).
Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Menurut   Surat   Keputusan  Menteri  Kesehatan     No. 134/Menkes/SK/IV/1978,  pelayanan gizi ditetapkan sebagai pelayanan penunjang medis didalam struktur organisasi rumah sakit dan dikelola oleh instalasi gizi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit. Dalam melaksanakan kegiatannya, PGRS harus diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan lainnya yang berada di rumah sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit sebagai salah satu komponen penunjang diselenggarakan oleh instalasi gizi yang bertujuan untuk menyelenggarakan makanan bagi pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah suatu rangkaian mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan serta Pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau konsumen yang membutuhkan (Depkes RI, 2003).
Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit dengan beberapa kegiatan, antara lain asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan gizi (Departemen Kesehatan RI, 2006). Pelayanan gizi rumah sakit berperan dalam mempercepat penyembuhan pasien dan menjaga agar kondisi tubuh tetap sehat. Dengan gizi yang baik, daya tahan tubuh akan meningkat sehingga dapat mempercepat penyembuhan penyakit dan menghindari komplikasi penyakit lainnya serta dapat membantu mencegah kambuhnya penyakit.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit sangat bergantung dari higiene dan sanitasi  agar  makanan  tersebut  tidak  menjadi  sumber  penularan  penyakit  bagi manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. Pada kegiatan sanitasi makanan di rumah sakit, kebersihan bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk pasien rawat inap yang ada di rumah sakit serta sangat penting diperhatikan kebersihan dalam  pembuatan  makanan  (Anggara,  2012).  Pekerja  memegang  peranan  yang penting dalam kelancaran proses produksi karena pekerja merupakan perencana, pelaksana dan pengelola dalam suatu penyelenggaraan makanan. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya apabila dalam diri pekerja memiliki sikap positif yaitu sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, hati-hati, cermat dan teliti, senang akan kebersihan serta menjaga kesehatan (Endrah, 2010).
Faktor kebersihan penjamah atau petugas makanan dalam istilah populernya disebut higiene perorangan merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan yang aman dan sehat (Depkes, 2001). Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani. Prosedur yang penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan,  kebersihan dan kesehatan diri. Di Amerika Serikat  25 % dari semua penyebaran penyakit melalui makanan, disebabkan pengolah makanan yang terinfeksi dan higiene perorangan yang buruk (Purnawijayanti , 2001).
Menurut   Afrienti   (2002),   higiene   dan   sanitasi   untuk   penyelenggaraan makanan di rumah sakit belum dilakukan sebagaimana mestinya. Pengawasan higiene dan sanitasi di rumah sakit harus lebih ditekankan karena konsumen yang dilayani adalah pasien  yang relatif lebih rentan terhadap infeksi penyakit  yang ditularkan melalui  makanan.  Selain  itu,  pasien  tidak  selalu  dapat  menentukan  makanannya sendiri melainkan tergantung pada makanan yang diberikan di rumah sakit.



Berdasarkan  observasi,  penyelenggaraan  makanan  di  Rumah  Sakit  Umum Kota Langsa masih dijumpai tenaga instalasi gizi yang tidak memakai tutup kepala, sarung tangan, masker dan sebagian ada yang tidak memakai celemek saat bekerja, berbicara dan ada yang merokok pada saat bekerja, sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya kontaminasi makanan dari mikroorganisme melalui tenaga pencuci, atau alat makan yang digunakan dalam proses pemasakan dan penyajian. Selain itu pada saat mengantarkan makanan ke tempat pasien, masih ada dijumpai petugas  yang  tidak  menggunakan  kereta  dorong  yang  dalam  keadaan  tertutup, sehingga dapat memungkinkan terjadinya pencemaran. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin menganalisis kondisi higiene sanitasi instalasi gizi di RSUD Kota Langsa Tahun 2013.
1.2  Tujuan
A.    Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui pelayanan gizi secara terpadu dan berkesinambungan terhadap pasien, khususnya dalam pengetahuan standar makanan umum rumah sakit, baik berupa pengolahan dan modifikasi makanan sesuai kebutuhan terapi diet berdasarkan nilai gizi dan konsistensi.
B.     Tujuan Khusus
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.      Mengamati pengolahan makanan berdasarkan konsistensi (makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair, makanan lewat pipa).
2.      Memahami tujuan, prinsip, dan syarat pemberian makanan berdasarkan konsistensi (modifikasi makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair, makanan lewat pipa).
3.      Mengetahui berbagai nilai gizi berdasarkan konsistensi (modifikasi makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair, makanan lewat pipa).
4.      Mengetahui bahan makanan yang tidak boleh diberikan serta yang boleh diberikan namun dalam julah terbatas pada makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair, makanan lewat pipa.
1.3  Manfaat
1.      Mahasiswa dapat mengamati pengolahan makanan biasa, makanan lunak, makanan saring dan makanan cair.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui indikasi pemberian makanan berdasarkan jenis penyakit dan fungsinya.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makanan Biasa
2.1.1 Gambaran Umum
            Makanan biasa sama dengan sehri-hari yang beraneka ragam bervariasi dengan bentuk tekstur dan aroma yang normal. susunan makanan mengacu pada pola menu makanan seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa doberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (Diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna.
2.1.2 Tujuan Diet
            Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2.1.3 Syarat Diet
            Syarat-syarat diet makanan biasa adalah sebagai berikut:
1.      Energi sesuai kebutuhan normal orang deasa sehat dalam kedaan istrahat.
2.      Protein 10-15   dari kebutuhan energi total.
3.      Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
4.      Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.
5.      Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat.
6.      Makanan tidak merangsang saluran cerna
7.      Makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi



2.1.4 Indikasi Pemberian
            Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya.
2.2 Makanan Lunak
2.2.1 Gambaran Umum
            Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan,dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan lansung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring kemakanan biasa.
2.2.2 Tujuan Diet
            Tujuan diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan, dicerna, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
2.2.3 Syarat Diet
            Syarat diet makanan lunak adalah sebagai berikut:
1.      Energi, protein, dan zat gizi lain cukup
2.      Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien
3.      Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan.
4.      Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
2.2.4 Indikasi Pemberian
      Makanan lunak diberikan pada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
2.3 Makanan Saring
2.3.1 Gambaran Umum
      Makanan saring adalah makanan semi padat  yang mempunyai tekstur, lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah dan dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan lansung kepada pasien atau merupakan perpindahan  dari makanan cair kental kemakanan lunak.
2.3.2 Tujuan Diet
      Tujuan diet makanan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.
2.3.3 Syarat Diet
      Syarat-syarat diet makanan saring adalah:
1.      Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin.
2.      Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.
3.      Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
2.3.4 Indikasi Pemberian
      Makanan saring diberikan pada pasinen yang sudah mengalami operasi tertetu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai perpindahan dari makanan cair kental kemakanan lunak. Karena makanan ini kurang serat  dan vitamin C, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek yaitu selama 1-3 hari saja.


2.4 Makanan Cair
2.4.1 Gambaran Umum
      Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran suhu tinggi, rasa mual, muntah , pasca pendarahan saluran cerna, serta pra dan pascabedah. Makanan dapat diberikan secara oral atatu parenteral.
      Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas 3 jenis, yaitu makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental.
2.4.2 Makanan Cair Jernih
      Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah benig. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
2.4.2.1 Tujuan Diet
      Tujuan diet makanan Cair jernih adalah untuk:
1.      Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa (residu)
2.      Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus
2.4.2.2 Syarat Diet
            Syarat-syarat diet makanan cair jernih adalah sebagai berikut:
1.      Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang
2.      Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat
3.      Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
4.      Sangat rendah sisa (residu)
5.      Diberikan hanya selama 1-2 hari
6.      Porsi kecil dan diberikan sering
2.4.2.3 Indikasi Pemberian
            Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan muntah, dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri dari sumber karbohidrat.
2.4.2.3 Bahan Makanan yang Boleh Diberikan
            Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah, sirop, air gula,  kaldu jernih, serta cairan mudah cerna seperti cairan yang mengandung maltodekstrin. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa.
2.4.3 Makanan Cair Kental
2.4.3.1 Gambaran Umum
            Makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai konsentrasi kental atau semi pada pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan. Menurut keadaan penyakit, makanan cair kental dapat diberikan lansung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair penuh kemakanan saring.
2.4.3.2 Tujuan Diet
            Tujuan diet makanan cair kental adalah memberikan makanan yang tidak membutuhkan proses mengunyah, terjadinya aspirasi, yang memenuhi kebutuhan gizi.
2.4.3.3 Syarat Diet
Syarat-syarat diet makanan cair kental adalah sebagai berikut:
1.      Mudah ditelan dan tidak meransang saluran cerna
2.      Cukup energi dan protein
3.      Diberikan bertahap menuju kemakanan lunak
4.      Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)
2.4.3.4 Indikasi Pemberian
            Makan cair kental diberikan pada pasien yang tidak mapu mengunyah dan menelan, serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk kedalam saluran napas), seperti pada penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau motorik pada rongga mulut. Makanan ini dapat mempertahankan keeimbangan cairan tubuh.
2.4.4 Makanan Cair Penuh
2.4.4.1 Gambaran Umum
            Makanan cair penuh adalah makanan yang berbentuk cair atau semi cair pada suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis makanan yang diberikan bergantung pada keadaan pasien. Makanan ini dapat lansung diberikan kepada pasien atau sebagai perpundahan dari makanan cair jernih ke makanan cair kental.
2.4.4.2 Tujuan Diet
Tujuan diet makanan cair penuh adalah :
1.      Memberikan makanan dalam bentuk cair dan stengah cair yang memenuhi kebutuhan gizi.
2.      Meningkatkan kerja saluran cerna
2.4.4.3 Syarat Diet
Syarat-syarat diet makanan cair penuh adalah sebagai berikut>
1.      Tidak merangsang saluran cerna
2.      Bila diberikanlebih dari tiga hari harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein
3.      Kandungan energi minimal 1 Kkal/ml konsentrasi cairan dapat dapat diberikan secara bertahap dari ½, ¾  sampai penuh.
4.      Berdasarkan masalah apsien, dapat diberikan formula rendah atau bebas laktosa, formula dengan asam lemak rantai sedang (MCT), formula dengan protein yang terhodrolisa, formula tanpa susu, formula tanpa serat, dan sebagainya.
5.      Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks, dan vitamin C.
6.      Sebaiknya osmolaritas lebih besar 400 Mosml.
2.4.4.4 Macam Makanan Cair Penuh dan Indikasi Pemberian
      Makanan Cair Penuh diberikan pada apsien yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan atau mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atau tenggorokan, dan/atau pada kesadarn menurun. Makanan ini dapat diberikan melalui oral, pipa, atau enteral (Naso Gastric Tube = NGT), secara bolus atau drip (tetes)









BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
   Alat yang digunakan adalah Gelas belimbing, Piring makan, Loyang, Baskom, Sendok kuah kecil, Sendok teh, Sendok makan, Spatula, Sendok nasi, Wajan, Dandang, Pisau, Perasan Buah, Gelas ukur dan Timbangan.
Bahan yang digunakan adalah Teh celup, Apel, Beras, Susu, dan Air mineral.
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Makanan Biasa
·           Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
·           Timbanglah beras sebanyak 100 gr
·           Bersihkanlah beras sebanyak 2 kali
·           Masukkan beras kedalam wajan dengan ditambahkan air sebanyak 200 mil/cc
·           Masaklah hingga menjadi nasi setengah masak
·           Masukkanlah nasi setengah masak kedalam dandang untuk lebih matang lagi
·           Kemudian nasi diletakan di piring bersih dan siap disajikan
3.2.2 Makanan Lunak
·           Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
·           Timbanglah beras sebanyak 100 gr
·           Bersihkanlah beras sebanyak 2 kali
·           Masukkan beras kedalam wajan dengan ditambahkan air sebanyak 400 mil/cc
·           Letakkan wajan kedalam penggorengan yang berisikan air, masakklah  lalu aduk sampai teksturnya menjadi lunak (nasi tim)
·            Kemudian nasi diletakan di piring bersih dan siap disajikan
3.2.3 Makanan Saring
·           Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
·           Timbanglah beras sebanyak 100 gr
·           Bersihkanlah beras sebanyak 2 kali
·           Masukkan beras kedalam wajan dengan ditambahkan air sebanyak 800 mil/cc
·           Masakklah dan aduk-aduk hingga teksturnya menjadi lembut sehingga dapat disaring dengan baik
·           Kemudian bubur saring diletakan di piring bersih dan siap disajikan
2.3.4 Makanan Cair
·           Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
·           Timbanglah susu sachset (makanan cair penuh), teh celup (makanan cair jernih) dan apel (makanan cair kental) dalam bentuk yang masih utuh
·           Susu sachset dituang kedalam gelas dan ditambah air putih sebanyak 100 mil/cc
·           Teh dimasukkan kedalam gelas gelas daan tambahkan air putih sebanyak 150 mil/cc
·           Apel dihaluskan (diblender) dan ditambahkan air secukupnya
·           Makanan cair siap disajikan














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Dari  hasil percobaan dapat disajikan sebagai berikut:
           
NO
Jenis Makanan
Nama dan Gambar Makanan
Keterangan
1.
Makanan Biasa
Nasi
Nasi biasa merupakan nasi yang ada umumnya bisa dikonsuumsi oleh orang sakit dan orang sehat
2.
Makanan Lunak
Nasi Tim
Nasi tim adalah nasi yang sengaja teksturnya dilunnakan,
3.
Makanan Saring
Bubur
Makanan saring adalah makanan yang dimasak seperti bubur dan akan disaring supaya tekstur lebih halus lagi
4.
Makanan Cair
Teh (cair jernih)

Susu (Cair Penuh)
Juice Apel (cair kental)
Makanan cair jernih adalah cairan yang tembus pandang




Makanan cair penuh adalah cairan yang berasal dari susu




Makanan cair kental adalah bahan pangan berupa buah yang dihaluskan menjadi juice

4.2 Pembahasan
            Makanan biasa adalah makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari yaitu berupa nasi, ikan, sayur dan makanan-makanan lainnya. Pada praktikum ini kami membuat makanan biasa berupa nasi yang berasal dari bahan dasar beras putih sebanyak 100 gram ditambahkan air putih sebanyak 200 mil. Makanan biasa berupa nasi bisa dikonsumsi oleh siapa saja baik dari kalangan anak-anak sampai dengan orang dewasa dan orang yang sedang sakit. Nasi putih memang makanan yang sudah tidak asing lagi bagi bangsa Asia. Nasi merupakan makanan pokok yang hampir tidak pernah dilewatkan, dan variasi olahannya pun berbeda-beda di setiap wilayah di Asia. Makanan biasa dapat ditemukan dimana saja seperti diluar rumah maupun dalam rumah sendiri dan bahkan di rumah sakit pun ada. Dirumah sakit makanan biasa dapat dikonsumsi oleh pasien akan tetapi dilihat dari jenis penyakit dan usia, jenis penyakit yang disarankan bahwa tidak boleh mengkonsumsi nasi/makanan biasa adalah pasien koma, lansia dan bayi/balita dikarenakan teksturnya yang padat serta pasien yang menderita penyakit glukosa darah akan tetapi porsinya lebih diminimalkan dalam perharinya, karena nasi putih mengandung pati dan tinggi akan indeks glikemik yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan berujung pada kenaikan berat badan seta diabetes tipe II. Dan dapat diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus yang berhubungan dengan penyakitnya. Namun ini hanya akan terjadi ketika makanan yang mengandung indeks glikemik disantap tanpa makanan lainnya.
Jadi kalau menyantap nasi dengan lauk dan sayuran, hal ini justru akan memperlambat proses pencernaan tubuh sehingga mencegah peningkatan gula darah. Nasi putih utuh memiliki serat yang lebih rendah jika dibandingkan nasi yang dimasak dari beras campuran (biji-bijian utuh). Pada nasi yang dimasak dari beras campuran, takaran saji nasi putih bercampur dengan biji-bijian dari jenis lain, sehingga terdapat lebih banyak serat dan lebih sedikit karbohidrat.
Makanan lunak merupakan makanan makanan yang yang berbahan dasar beras putih dan dimasak dengan cara yang unik yaitu menggunakan dua dua wajan tujuannya agar nasi tim menjadi lunak dan tidak berair dan teksturnya juga lebih lembut dibandingkan dengan makanan biasa. Nasi tim adalah salah satu makanan rumah sakit akan tetapi kita dapat membuat nasi tim dirumah sendiri karena cara masaknya sangat mudah. Pada praktikum ini kami membuat makanan lunak atau Nasi tim sebanyak 100 gram dan ditambahkan air putih sebanyak 400 mil tujuan agar teksturnya lebih halus lagi. Nasi tim dalam bentuk standar makana rumah sakit diberikan pada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan dari makanan saring kemakanan biasa.
Makanan saring (bubur) adalah makanan yang berbahan dasar yang sama seperti makanan biasa (nasi putih), makanan lunak (nasi tim) sama-sama berbahan dasar dari beras putih. Pada praktikum kali ini kami membuat makanan saring berupa bubur beras sebanyak  100 gram beras dan 800 mil air putih, proses pemasakan bubur saring lebih banyak putih dibandingkan makanan biasa dan makanan lunak, karena diharapkan adalah teksturnya lebih halus dan lembut dibandingkan dua jenis makanan yang diatas tujuannya agar pasien lebih mudah menngkonsumsi makanan tersebut. Jenis makanan ini hanya dapat ditemuka dirumah sakit saja karena lebih dikususkan untuk pasien yang sudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan atau sebagai perpindahan dari maknan cair kental ke makanan lunak. Karena makanan ini kurang serat dan vitamin C, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek yaitu selama 1-3 hari saja.
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsentrasi cair hingga kental makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu, tinggi, rasa mual, muntah, pasca pendarahan saluran cerna, serta pada pra dan pasca bedah dan makanan dapat diberikan secara oral dan parenteral. Pada praktikum dietetik kami telah membuat 3 jenis makanan cair yaitu, cair jernih, cair penuh dan cair kental.
Makanan cair jernih dalam hal ini adalah teh dengan kategori jenis makan cair tembus pandang merupakan makanan/minuman  yang biasa dikonsumsi oleh para penderita penyakit degeneratif maupun orang sehat. Pada praktikum kali kami membuat makanan cair berupah teh, teh celup 5 gram dan dicelupka kedalam gelas yang berisi air putih sebanyak 150 mil. khasiat teh Sariwangi adalah untuk kesehatan, dapat menurunkan resiko terkena tekanan darah tinggi, penumpukan kolesterol bahkan juga bermanfaat sebagai antioksidan. Pada dasarnya ada beberapa kandungan bermanfaat yang ada di dalam teh yaitu Antioksidan, sama seperti namanya antioksidan bermanfaat untuk mencegah bahaya radikal bebas dari lingkungan. Flouride Asam amino, bahan yang satu ini sangat bermanfaat dalam memperkuat daya tahan tubuh atau imun. Quercetin, dapat mencegah pengapuran pembuluh darah, sehingga aliran darah dari dan ke jantung tetap kuat. Kaempol, manfaatnya sama dengan quercetin. Cafein, selain dapat menekan rasa kantuk juga dapat meningkatkan kinerja otak menjadi lebih tinggi 10%. Namun tak semua orang dapat merasakan manfaat tersebut, hal ini disebabkan karena proses pengolahannya yang terbilang salah, diantaranya adalah: Mencelupkan teh pada air yang masih benar-benar panas, air panas memang bagus untuk mengeluarkan warna asli teh tersebut, namun juga dapat menghilangkan kandungan bermanfaat di dalamnya. Terlalu lama dalam mencelupkan teh kantung, ingat bahwa pembungkusnya banyak mengandung diorite atau bahan pemutih kain, jika terlalu lama dicelup akan ikut tergerus dalam air dan tertelan, dalam jangka waktu panjang bisa memunculkan berbagai penyakit berbahaya. Mengonsumsi teh sebelum makan. Hindari 3 hal tersebut untuk mendapatkan manfaat teh Sariwangi, semakin sering konsumsi bukan berarti dapat melindungi diri Anda dari penyakit berbahaya, apalagi kebiasaan konsumsinya yang salah. Teh yang nikmat dan bermanfaat adalah yang diproses dan dinikmati dengan cara tepat.
Makanan cair selanjutnya adalah berupa cair penuh dalam hal ini adalah susu frisian flag sacshet dengan berat 40 gr dan timbahkan air putih mineral sebanyak 100 mil air. Bahan makanan cair penuh ini dapat kita temukan dimana saja dan bisa dikonsumsi oleh siapa saja baik itu anak-anak, kalangan dewasa dan lansia sedangkan pada orang yang sedang sakit dapat dilihat dari jenis dan tingkat penyakitnya. Manfaat susu kental manis adalah  Mendukung kebutuhan asupan gizi Bukan hanya kalsium, kandungan susu kental manis pun terdiri dari beragam gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi makro yang dimaksud terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Kemudian untuk gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Memperbaiki kualitas tidur Seperti yang kita tahu, mengonsumsi susu bisa meningkatkan kualitas tidur, apalagi jika dikonsumsi pada malam hari. Sama seperti produk susu sapi lainnya, asam amino juga terdapat dalam kandungan susu kental manis. Bukan hanya berguna untuk tubuh, kenyataannya masih ada manfaat susu kental manis lainnya, yaitu menambah cita rasa makanan. Sedangkan pemberian makanan cair penuh ini/susu berdasarkan indikasi pemberiaanya dapat diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan atau mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atau tenggorokan dan pada kesadaran menurun. Dan makanan ini dapat diberikan pada oral, pipa, atau enteral.
Makanan cair kental pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah apel dengan berat 115 gr setelah diblender dan ditambahkan air secukupnya menjadi 125 gr sebagai makanan cair kental adalah jus apel. Jus apel dapat dikonsumsi oleh siapa saja baik itu orang yang sedang sakit maupun orang sehat karna manfaat yang begitu banyak salah satunya adalah membantu proses metabolisme tubuh.  Dalam buah apel, terkandung banyak vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, dan vitamin C. Terdapat pula sejumlah mineral seperti potassium, magnesium, kalsium, zat besi, zinc. unsur lainnya seperti fitokimian, tanin, serat, baron, asam tartar terdapat juga dalam buah apel. Beberapa manfaat buah apel dengan adanya vitamin, mineral serta unsur-unsur lainnya dalam buah apel, menjadikannya tergolong sebagai tanaman obat, dan dapat memberikan sejumlah manfaat untuk kesehatan. Dan berdasarkan indikasi pemberiaanya diberikan pasien yang tidak mampu mengunyah dan menelan, serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk kedalam saluran napas) seperti pada penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau motorik pada rongga mulut. Makanan in dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.















BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa standar makanan umum rumah sakit secara terpadu dan berkesinambungan terhadap pasien berupa pengolahan, modifikasi makanan dan terapi diet yaitu meliputi makanan biasa (beras),  makanan saring (bubur beras), makanan lunak (nasi tim) dan makanan cair, makanan cair meliputi cair jernih (teh celup), cair penuh (susu) dan cair kental (jus apel).
5.2 Saran
Saran yang saya dapat ajukan yaitu sebelum memulai praktikum, praktikan diharap untuk menguasai teori serta teknik pengolahan makanan standar rumah sakit berdasarkan jenis penyakit dan fungsinya.

















DAFTAR PUSTAKA
Almatsier  2004. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarata
Soediono, dkk. 2009. Gizi Rumah Sakit. EGC. Jakarta.
Wahyuningsih R. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. 2013. Graha Ilmu: Jogjakarta.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Konseling Gizi. 2013. Penebar Plus: Jakarta Timur.
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Harney M. Food and Nutritional Care in Hospitals Guidelines for Preventing Under-Nutrition in Acute Hospitals. 2009. Departement of Health and Children.
Widyastuti N., Pramono A. Manajemen Jasa Boga Graha Ilmu: Yogyakarta. 2014
Sediaoetama, AD. 1996. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Pofesi Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta














Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "LAPORAN DIETETIK"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel