LAPORAN SAKAIN DAN SIKLAMAT
Related
DOWNLOAD FILE DISINI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini, masih banyak pemanis
buatan atau sintetis yang beredar dan digunakan sebagai pemanis dalam berbagai
produk makanan dan minuman, termasuk yang digunakan dalam beberapa produk
minuman berenergi. Hal ini merupakan contoh kasus penggunaan bahan kimia yang
belum diawasi secara penuh. Padahal, pihak produsen dapat menggunakan pihak
pengawas dalam hal ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) serta Departemen
Kesehatan (Depkes) untuk merekomendasikan jenis pemanis lain yang lebih aman.
Beberapa pemanis tersebut adalah senyawa-senyawa turunan sukrosa (gula tebu),
jenis gula reduksi poliol atau gula alkohol dan gula dari
pati-patian (starch sweetener). Pengamatan secara kualitatif terhadap
jenis pemanis pada makanan jajanan menunjukkan bahwa pemanis yang digunakan
pada sebagian besar makanan jajanan adalah campuran pemanis sintetis sakarin
dan siklamat. Pemanis sakarin dan siklamat terdapat pada berbagai jenis makanan
jajanan. Sedangkan untuk pemanis jenis dulcin tidak ada, karena di Indonesia
sudah dilarang beredar, yaitu
berdasarkan pada Permenkes No 722/MenKes/Per/IX/1988.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui adanya pemanis buatan
pada sampel Es teler.
1.3 Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat
mengetahui tekhnik cara menguji keberadaan zat pemanis dan memeriksa kualitatif sakarin dan siklamat,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemanis Buatan
Pemanis
buatan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis
pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Bahan pemanis ini adalah
hasil buatan manusia, oleh karena itu bahan tersebut tidak diproses secara
alamiah. Pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah sakarin
dan siklamat. Pedagang kecil dan industri rumahan seringkali menggunakan pemanis
buatan karena dapat menghemat biaya produksi
(Cahyadi, 2008).
Makanan
dan minuman menjadi salah satu contoh produk yang mencampurkan pemanis
buatan. Dalam produk industri ini, takarannya harus sesuai dengan syarat
yang berlaku menurut Standar Nasional Indonesia. Pemanis buatan yang tidak
sesuai syarat pemakaian dalam makanan dan minuman industri menjadi salah
satu masalah keamanan pangan.
Pemanis
buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber
energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis
(diabetes melitus) biasanya mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti
pemanis alami. Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium
siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki
tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
2.2 Sakarin
Sakarin merupakan garam natrium dari
asam sakarin. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 200-700 kali gula.
Dalam perdagangan dikenal dengan nama Gucide, Glucid, Garantose, Saccharimol,
Saccharol, dan Sykosa. Harga sakarin paling murah dibanding dengan pemanis
buatan lainnya. Karena itu, sakarin banyak digunakan pedagang kecil. Pemanis
buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Siklamat dan sakarin
dapat menyebabkan kanker kandung kemih dan migrain. Siklamat memunculkan banyak
gangguan bagi kesehatan, di antaranya tremor, migrain dan sakit kepala,
kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare,
sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker
otak. *Sorbitol, suatu poliol (alkohol gula), bahan pemanis yang ditemukan
dalam berbagai produk makanan. Rumus kimiawi C6H14O6, struktur molekulnya mirip
dengan glukosa, hanya gugus aldehide pada glukosa diganti menjadi gugus
alkohol. Kemanisan sorbitol sekitar 60% dari kemanisan sukrosa (gula tebu) dengan
ukuran kalori sekitar sepertiganya. Rasanya lembut di mulut dengan rasa manis .
orbitol dapat mengakibatkan nyeri pada perut, dan diare. Sorbitol juga dapat
memperburuk Sindrom usus Bahkan karena tidak diet sorbitol, sel memproduksi
sorbitol alami.Bila terlalu banyak
sorbitol dihasilkan di dalam sel, dapat menyebabkan kerusakan.
2.3 Siklamat
Siklamat adalah pemanis buatan yang masih populer di Indonesia. Pemanis
buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. siklamat menimbulkan
rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after taste-nya). Sifat siklamat sangat
mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali gula. Dalam
perdagangan dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sucrosa. *Sedangkan sakarin
merupakan garam natrium dari asam sakarin. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat
kemanisan 200-700 kali gula. Dalam perdagangan dikenal dengan nama Gucide,
Glucid, Garantose, Saccharimol, Saccharol, dan Sykosa. Harga sakarin paling
murah dibanding dengan pemanis buatan lainnya. Karena itu, sakarin banyak
digunakan pedagang kecil. Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi
kesehatan manusia. Siklamat dan sakarin dapat menyebabkan kanker kandung kemih
dan migrain. Siklamat memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya
tremor, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia,
iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan
seksual, kebotakan, dan kanker otak. *Sorbitol, suatu poliol (alkohol gula),
bahan pemanis yang ditemukan dalam berbagai produk makanan. Rumus kimiawi C6H14O6,
struktur molekulnya mirip dengan glukosa, hanya gugus aldehide pada glukosa
diganti menjadi gugus alkohol. Kemanisan sorbitol sekitar 60% dari kemanisan
sukrosa (gula tebu) dengan ukuran kalori sekitar sepertiganya. Rasanya lembut
di mulut dengan rasa manis . orbitol dapat mengakibatkan nyeri pada perut, dan
diare. Sorbitol juga dapat memperburuk Sindrom usus Bahkan karena tidak diet
sorbitol, sel memproduksi sorbitol alami.Bila
terlalu banyak sorbitol dihasilkan di dalam sel, dapat menyebabkan kerusakan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah
Gelas ukur, Erlenmeyer, Corong, Statif, Corong pisah, Ring.
3.2 Bahan
Dan bahan yang digunakan adalah 5 ml
HCl, N-Heksan, Aquades, Es Cendol, Metil, NaCl.
3.3 Prosedur Kerja
ü
Diukur 50 ml atau 50 gr sampel
ü
Ditambahkan aquades
ü
Ditambahkan 5 ml HCl kemudian diaduk
ü
Dipindah kedalam labu corong pisah
ü
Tambahkan 50 ml dietil eter dilakukan sebanyak 3
kali
ü
Dikocok, dan dipisahkan
Lapisan oraganik:
ü
Diuapkan
ü Diamati
hasil suplimasi, jika terdapat endapan
ü
Dicicipi satu orang
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan dapat disajikan sebagai
berikut:
Pengujian
|
Reagen
|
keterangan
|
Uji Ananalisis Sakarin
dan Siklamat
|
Es cendol + aquades + 5 ml HCl + 50 ml dietil eter dan dikocok,
dipisahkan.
|
Negative (-) tidak ada kristal
|
4.2 Pembahasan
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering
ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta
minuman dan makanan kesehatan. Sakarin dan siklamat (Pemanis) adalah bahan
tambahan makanan yang ditambahkan dalam makanan atau minuman untuk menciptakan
rasa manis.
Pada pengujian
sakarin dan siklamat dengan sampel Es teler dengan uji menggunakan reagen,
sampel ditambahkan aquades, 5 ml HCl, 50 ml dietil eter lalu dikocok dan
pisahkan kemudian diuapkan. Hasil yang
didapatkan adalah tidak terjadi pengkristalan (tidak mengandung pemanis
buatan), yang berarti makanan tersebut murni tidak mengandung pemanis buatan.
Dari hasil pengujian
tersebut, tidak ada sampel melebihi ambang batas sehingga masih aman
dikonsumsi. Walaupun aman dikonsumsi, penggunaan pemanis buatan tidak dianjurkan untuk masyarakat umum. Penggunaan pemanis buatan
lebih dikhususkan untuk masyarakat tertentu seperti penderita diabetes yang
tujuannya untuk mengontrol kadar gula berlebih atau untuk penderita kegemukan,
namun juga harus dalam batas tertentu dan harus diawasi oleh dokter atau ahli
kesehatan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) juga menyebutkan
bahwa pemanis yang dibolehkan untuk ditambahkan ke dalam sirup adalah gula
alami, sedangkan pemanis buatan atau pemanis non kalori tidak diperbolehkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada
praktikum analisis sakarin dan siklamat dapat disimpulkan bahwa sampel yang
kami uji tidak terjadi pengkristlan yang menunjukan adannya pemanis buatan,
akan tetapi sampel yang kami uji ini berupa es teler tidak mengandung pemanis
buatan.
5.2 Saran
Saran yang saya dapat ajukan yaitu
sebelum memulai praktikum, praktikan diharap untuk menguasai teori serta teknik
pengujiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Jakarta.: Bumi Aksara
0 Response to "LAPORAN SAKAIN DAN SIKLAMAT"
Post a Comment