LAPORAN Identifikasi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Related
DOWNLOAD FILE DISINI
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
swt. karena dengan hanya limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan laporan ini yaitu “Identifikasi
Lalat Buah (Drosophila melanogaster)“.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih
kepada yang terhormat :
1.
Bapak Rijal, AMAK., S.ST dan
Bapak Khairil Novrianto Zam, Amd. AK., S.ST selaku dosen pengampuh mata
kuliah praktikum Kimia Klinik yang telah membantu dalam membimbing dalam
pembuatan laporan ini.
2.
Ibu sebagai motivator penulis dan berkat jasa-jasa, kesabaran, dan
doanya penulis mampu menyelesaikan laporan ini.
Semoga
dengan disusunnya laporan ini, penulis dapat membagi ilmu dan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Penulis menyadari laporan ini masih
memiliki kekurangan maupun kesalahan baik dari segi penulisan kalimat dan
rangkaian kata dan dengan rendah hati agar kiranya rekan-rekan sekalian dapat
untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Gorontalo, Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ..……...…………………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR
………………………………………………….... iv
DAFTAR TABEL
……………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
………….………………………………….. 1
A. Latar
Belakang ………………………………………………...….... 1
B.
Rumusan Masalah
…………………………………………………. 2
C.
Tujuan
……………………………………………………………… 2
D. Manfaat
…………………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……..………………………………. 3
A. Lalat
Buah (Drosophila melanogaster) ……...……….…………… 3
B.
Klasifikasi dan Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster) .. 4
a. Klasifikasi
(Drosophila melanogaster) ..……………………… 4
b. Morfologi
(Drosophila melanogaster) ….…………………….. 4
C.
Metamorfosis Lalat Buah
(Drosophila melanogaster) ……………. 6
a. Telur
……………………….....……………………………….. 7
b. Larva
……………………...…………………………………… 7
c. Pupa
.………..……….……………………………………….... 8
d. Imago
(Dewasa) ………………………...……………………… 9
D. Faktor-faktor
Yang Memengaruhi Pertumbuhan Lalat Buah
..…… 9
a. Suhu
Lingkungan ………...…………….……………………... 9
b. Ketersediaan
Media Makanan ………...………………………. 9
c. Medium ………….……………………………………………. 9
d. Intensitas
Cahaya ……..……………………………………….. 10
E. Myasis ……………………..……...………………………………. 10
a.
Berdasarkan Sifat
Biologis …....………………………………. 10
b.
Secara Klinik/Menurut
Lokasi ……...…………………………. 10
BAB III METODE
KERJA ………………………………………….… 11
A. Waktu
dan Tempat ………….…………………………………….. 11
B. Alat
dan Bahan ..……………….…………………………………... 11
a. Alat
……………………………………………………………. 11
b. Bahan
…………………………………………………………. 11
C. Prosedur
Kerja ……….……………………………………………. 11
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHSAN ………………………………... 13
A. Hasil
………..……………………………………………………… 13
B. Pembahasan
…….…………………………………………………. 14
BAB V PENUTUP
………………………………….…………………. 18
A. Kesimpulan
………………………………………………………... 18
B.
Saran
………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 19
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
II.I Perbedaan Lalat Buah Jantan
dan Betina
……………… 5
Gamabr II.II Kiri)
Abdomen Betina. Kanan) Abdomen Jantan …… 5
Gambar
II.III Sex
Comb (Sisir Kelamin) ..……………...…………... 6
Gambar
II.IV Siklus Hidup (Metamorfosis) Lalat Buah
(Drosophila melanogaster) …………………………... 7
(Drosophila melanogaster) …………………………... 7
DAFTAR TABEL
Tabel
IV.I Hasil Pengamatan Lalat Buah Jantan ………………………. 13
Tabel IV.II Hasil Pengamatan Lalat Buah Betina
………………………. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Artropoda berasal dari bahasa Yunani
yaitu athros, sendi dan podos, kaki. Oleh karena itu ciri utama
hewan dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies
anggota filum ini terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari
800.000 spesies. Dalam kajian parasitologi, sebagian besar artropoda merupakan
vektor penyakit serta dapat bersifat sebagai parasit itu sendiri. Parasit pada
umumnya mempunyai sifat yang merugikan bagi manusia. Hidupnya menumpang dan
bertempat tinggal di tempat yang ditumpanginya dan merugikan bagi host yang ditumpanginya (Qiptiyah, 2014).
Parasit digolongan artropoda dapat berasal
dari ordo Diptera. Anggota ordo diptera yang paling dikenal oleh masyarakat
ialah lalat. Mendengar kata lalat sudah tidak asing lagi ditelinga setiap
kalangan masyarakat. Makhluk hidup berukuran kecil tersebut memiliki pernanan
yang besar dan paling berpengaruh dalam penularan penyakit. Hal ini dikarenakan
lalat merupakan makhluk hidup yangs erring diidentikkan dengan sesuatu yang
kotor. Lalat dapat hinggap dimana saja untuk mencari makanannya, tidak
terkecuali dapat hinggap pada kotoran. Oleh sebab itu, lalat dapat menjadi
vektor penularan penaykit.
Terdapat juga lalat yang menyerang buah,
yaitu lalat buah (Drosophila melanogaster).
Lalat jenis ini erat kaitannya dengan buah-buahan. Masalah yang paling banyak
ditimbulkan oleh lalat jenis ini ialah terganggunya panen para petani buah
karena buah yang diserang mengalami kebusukan. Tidak hanya itu, lalat buah
merupakan salah satu vektor penyakit yang dapat menyebabkan infeksi serius.
Tidak sedikit orang yang telah terkena penyakit dari lalat ini. Oleh karenanya,
dalam kajian penelitian dan kesehatan, lalat jenis ini sering dijadikan bahan
percobaan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang lalat buah
dan peranannya bagi manusia.
B. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dalam praktikum kali ini ialah agar mahasiswa dapat mengidentifikasi
lalat buah (Drosophila melanogaster)
jantan dan betina.
C. Manfaat
Praktikum
Adapun
manfaat dalam praktikum kali ini ialah memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada mahasiswa identifikasi lalat buah (Drosophila
melanogaster) jantan dan betina.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lalat
Buah (Drosophila melanogaster)
Lalat
buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja
dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangkan
setiap dua minggu (Nurhidayah, 2015). Drosophila
melanogaster meupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam filum Artropoda
kelas Insekta bangsa Diptera, anak bangsa Cyclophorpha (pengelompokan lalat
yang pupanya terdapat kulit instar 3), seri Acaliptrata (imago menetas dengan
keluar dari bagian anterior pupa), suku Drosophilidae, Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia
terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku
drosophilidae (Albani, 2011).
Drosophila melanogaster
adalah serangga bersayap yang masuk ke ordo diptera. Drosophila ini merupakan jenis
serangga yang satu ordo dengan drosophila
ananase. Spesies ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan
merupakan organisme yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika
(Prasetyo, 2011).
Drosophila melanogaster
merupakan objek yang sering digunakan dalam penelitian Genetika dan ilmu
biologi lainnya karena mudah dikembangbiakkan dan juga mudah didapatkan di alam
bebas. Drosophila melanogaster
biasanya ditemukan pada buah-buahan yang sudah ranum. Hal ini dikarenakan
makanan lalat buah adalah jamur yang tumbuh pada buah. Biasanya untuk melakukan
pengamatan tentang Drosophila
melanogaster dibuat sebuah medium sebagai tempat pemeliharaan Drosophila melanogaster tersebut yang
dapat memudahkan melakukan pengamatan tentang lalat buah khususnya mengenai
siklus lalat buah. Karena tanpa suatu medium, setiap fase pada siklus hidup Drosophila melanogaster sulit diamati
(Anfa, dkk, 2011).
Drosophila melanogaster
dewasa memiliki kapasitas reproduksi yang besar. Seekor Drosophila melanogaster betina dapat menghasilkan ±3000 keturunan
dan sekor Drosophila melanogaster
jantan dapat menjadi parental dari ±10.000 keturunan. Drosophila melanogaster betina mempunyai organ penyimpan sperma
yang memungkinkan Drosophila melanogaster
betina menghasilkan beberapa ratus telur setelah sekali perkawinan (Ahlina,
2013).
B. Klasifikasi dan Morfologi Lalat Buah
(Drosophila
melanogaster)
a. Klasifikasi
(Drosophila melanogaster)
Adapun klasifikasi lalat buah (Drosophila melanogaster) ialah sebagai
berikut (Agustin, 2011):
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas
: Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Species : Drosophila melanogaster
b. Morfologi
(Drosophila melanogaster)
Adapun ciri-ciri secara umum yang
dimiliki oleh lalat buah (Drosophila
melanogaster) ialah sebagai berikut (Ahlina, 2013):
1. Tubuhnya
terbagi menjadi tiga segmen yaitu, kepala, thorax, dan abdomen.
2. Seperti
lalat lainnya, Drosophila melanogaster
memiliki satu pasang sayap transparan yang berpangkal dari thorax bagian
tengah.
3. Drosophila melanogaster
memiliki tiga pasang kaki yang bersegmen.
4. Drosophila melanogaster
berwarna coklat dengan panjang 3 mm dan
lebar 2 mm.
5. Drosophila melanogaster
memiliki sepasang mata majemuk berwarna merah dengan tiga buah mata tunggal
berada di antara sepasang mata majemuk.
6. Pada
bagian kepala terdapat sepasang antena yang masing-masing terbagi menjadi enam
segmen, segmen ke-6 berbentuk seperti semacam sungut disebut arista.
7. Terdapat
garis-garis hitam pada dorsal abdomen Drosophila memiliki ciri morfologi yang
berbeda antara jantan dan betinanya.
Gambar
II.I Perbedaan Lalat Buah Jantan dan
Betina
|
Gambar
II.II Kiri) Abdomen Betina. Kanan)
Abdomen Jantan
|
Drosophila jantan memiliki ukuran tubuh
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian
abdomennya dan memiliki sisir kelamin. Sedangkan pada yang betina ukuran
relatif lebih besar, memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki
sisir kelamin. Perbedaan jenis kelamin pada Drosophila
melanogaster secara morfologi terlihat dari bentuk pantat Drosophila, lalat
jantan memiliki ujung posterior yang tumpul sedangkan lalat betina memiliki
ujung posterior yang runcing. Lalat jantan memiliki sex comb pada kakinya sedangkan lalat betina tidak. Ciri lainnya
yang dapat membedakan jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana
lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran lalat
betina (Albani, 2011).
Gamba
II.III Sex Comb (Sisir Kelamin)
|
Drosophila
melanogaster normal memiliki mata yang berwarna
merah berbentuk elips. Terdapat pula
mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian
atas kepala, di atas di antara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat. Selain
itu, Drosophila melanogaster normal memiliki sungut yang berbentuk tidak runcing
dan bercabang-cabang. Kepala berbentuk elips. Thorax terlihat berwarna krem,
ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen
terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Sayap Drosophila
normal memiliki ukuran yang panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus, dan
bermula dari thorax dengan warna transparan (Albani, 2011).
C. Metamorfosis
Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Metamorfosis
pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III –
pupa – imago. Perkembangan dimulai segera setelah
terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik
di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari
telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti
ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua adalah periode
setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan
perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual
terjadi pada saat dewasa (Prasetyo, 2011).
Gambar
II.IV Siklus Hidup (Metamorfosis)
Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
|
a. Telur
Telur
Drosophila berbentuk benda kecil
bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai
bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga
seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500
buah dalam 10 hari (Agustin, 2011).
Telur Drosophila dilapisi oleh dua
lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan
suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut (Prasetyo, 2011).
b. Larva
Larva
Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali
dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala.Untuk pernafasan pada trakea,
terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior (Agustin, 2011).
Saat
5 kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas
dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva
disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian
kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada
mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga)
makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar
ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan
berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel
larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting)
yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke
instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Prasetyo,
2011).
c. Pupa
Selama makan, larva membuat
saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka
pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya
merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini
larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa (Agustin. 2011).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang
pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan
sayap disebut larva instar 4.Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula
pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan
dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa.Struktur dewasa tampak
jelas selama periode pupa pada bagian
kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan
preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk
perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Prasetyo, 2011).
d. Imago
(Dewasa)
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9
hari.Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya
belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam
dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah
jantan (Prasetyo, 2011).
D. Faktor-faktor
Yang Memengaruhi Pertumbuhan Lalat Buah
a. Suhu
Lingkungan
Drosophila
melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari
dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C.
Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal.
Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 18°C waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20
hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril (Agustin, 2011).
b. Ketersediaan
Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan
makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva
berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering
kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa
yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini
juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Agustin,
2011).
c. Medium
Kekentalan dan keenceran dari suatu
medium akan mempengaruhi pertumbuhan dari Drosophila
melanogaster. Pengenceran medium akan mempengaruhi jumlah telur yang
dihasilkan namun tidak berpengaruh pada siklus hidupnya. Tingkat survival dan lamanya waktu hidup akan
berkurang apabila lalat dewasa berada pada medium yang sangat encer (Albani,
2011).
d. Intensitas
Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai
cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada
di tempat yang gelap (Agustin, 2011).
E. Myasis
Myasis
adalah suatu parasitisme dari larva-larva lalat pada jasad manusia atau binatang.
Pembagian myasis didasari pada (Irianto, 2013) :
a. Berdasarkan
Sifat Biologis
1. Myasis spesifik :
Larva tidak dapat hidup tanpa jaringan tubuh manusia atau binatang. Telur
diletakkan pada kulit utuh, luka jaringan sakit atau rambut hospes.
2. Myasis semi-spesifik : Larva lalat dapat hidup pada
daging busuk, sayuran busuk, tetapi dapat hidup juga pada jaringan tubuh
(diletakkan pada jaringan sakit atau luka.
3. Accidental myasis :
Telur diletakkan tidak pada tubuh, tapi pada tinja makanan, dan secara kebetulan
tertelan dan tumbuh menjadi larva.
b. Secara
Klinik/Menurut Lokasi
1. Myasis
kulit
2. Myasis
lubang-lubang tubuh (myasis atrial) :
hidung, mata, telinga, vagina.
3. Myasis
usus, traktus urogenital.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Adapun
pelaksanaan praktikum mengenai “Identifikasi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)” dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 21 September 2017
Pukul : 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Ruang Laboratorium Mikrobiologi
STIKes Bina Mandiri
Gorontalo
B. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun
alat-alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1. Object glass
2. Mikroskop
3. Kapas
b. Bahan
Adapun
bahan-bahan yang akan digunakan pada praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1. Kloroform
2. Lalat
buah (Drosophila melanogaster)
C. Prosedur
Kerja
Adapun prosedur
kerja yang akan dilakukan ialah sebagai berikut :
1. Digunakan
Alat Pelindung Diri (APD).
2. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Dimasukan
kapas yang telah dicampur dengan kloroform ke dalam toples berisi lalat buah
untuk dibius.
4. Ditunggu
hingga lalat buah selesai dibius.
5. Diambil
lalat buah dan diamati pada mikroskop dengan pembesaran 10-40x pembesaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan
identifikasi lalat buah (Drosophila
melanogaster), hasil yang dapat diperoleh ialah sebagai berikut :
1. Lalat
Buah Jantan
Gambar
Manual
|
Gambar
|
|
|
Keterangan :
|
|
1. Antena
|
6.
Femur
|
2. Mata
|
7.
Tarsus
|
3. Mulut
|
8.
Tibia
|
4. Toraks
|
9.
Abdomen
|
5. Sayap
|
10. Sex Comb
|
Tabel IV.I
Hasil Pengamatan Lalat Buah Jantan
|
2. Lalat
Buah Betina
Gambar
Manual
|
Gambar
|
|
|
Keterangan :
|
|
1. Antena
|
6.
Femur
|
2. Mata
|
7.
Tarsus
|
3. Mulut
|
8.
Tibia
|
4. Toraks
|
9.
Abdomen
|
5. Sayap
|
10. Oviposterior
|
Tabel IV.II
Hasil Pengamatan Lalat Buah Betina
|
B. Pembahasan
Lalat
buah (Drosophila melanogasteri)
merupakan hewan yang tergolong dalam filum Artropoda, kelas Insect dan ordo
Diptera. Dikarenakan lalat buah termasuk ke dalam filum Artropoda secara
morfologis bentuknya tubuh menurut Irianto (2013) yaitu ditandai oleh bangunan yang
simestris bilateral. Semua anggota
filum ini mempunyai tubuh bersegmen yang terbungkus dalam suatu rangka (eksoskeleton) dari bahan kitin. Rangka
luar ini bersendi dan berfungsi menutupi dan dan melindungi alat-alat dalam
serta memberi bentuk pada tubuh. Rangka luar diekskresikan oleh epidermis dan
mengalami pergantian kulit (eksdisis).
Hewan ini mempunyai mata majemuk (faset)
atau mata tunggal (oselus). Tubuh artropoda
dibagi atas tiga bagian utama yaitu, kepala (kaput), dada (toraks),
dan perut (abdomen).
Lalat
buah memiliki tiga bagian tubuh utama yaitu kepala (kaput), dada (toraks),
dan perut (abdomen). Kelas insect
menurut Irianto (2013) bagian kepala dilengkapi dengan alat indra seperti
antenna yang beruas-ruas, sepasang alat peraba yang disebut palpa dan sepasang mata sederhana yang
terdiri atas susunan lensa yang majemuk. Mulut terdiri atas bibir (labium), rahang atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula). Jika merujuk pada teori
penunjang tersebut, bagian-bagian tubuh kepala lalat buah ialah terdapat alat
indra berupa antenna yang disbeut arista,
terdapat alat peraba (palpa), mata
majemuk, dan mulut yang terdiri dari bibir (labium).
Arista pada lalat buah merupakan
percabangan pada segmen ke enam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ahlina (2013)
bahwa sepasang antena yang masing-masing terbagi menjadi enam segmen, segmen
ke-6 berbentuk seperti semacam sungut disebut arista. Sedangkan pada bagian mulut, lalat buah hanya terdapat labium. Hal ini dikarenakan lalat
merupakan jenis serangga tipe menjilat dan mengisap.
Pada
bagian dada (toraks) menurut Irianto
(2013) terdiri dari tiga segmen (ruas), yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks
yang pada setiap ruasnya terletak sepasang kaki yang beruas-ruas. Pada
beberapa spesies terdapat pula sepasang atau dua pasang sayap. Merujuk pada
teori penunjang, pada identifikasi lalat buah terdapa ruas pada bagian toraks lalat buah dimana masing-masing
ruas terdapat sepasang kaki. Oleh karenanya pada lalat buah terdapat 3 pasang
kaki (6 kaki). Disetiap kaki lalat buah terdapat ruas-ruas yang menandakan
batas antar bagian kaki. Dalam satu kaki lalat buah terdiri dari femur, tarsus dan tibia. Selain itu, pada bagian toraks
lalat buah memiliki dua pasang sayap yang digunakan untuk terbang. Salah
satu sayap disebut halter. Menurut
Irianto (2013) halter inilah yang
memegang peranan penting sehingga hewan dari ordo Diptera memiliki kegesitan
tinggi serta dapat berkorpulasi sambil terbang sehingga memperkecil bahaya
dimangsa oleh musuh-musuhnya.
Bagian
perut (abdomen) menurut Irianto
(2013) tampak jelas bersegmen dimana ruas belakang (bagian posterior) berfungsi
sebagai alat reproduksi. Pada beberapa Insecta betina terdapat alat untuk
melepaskan telur yang disebut oviposterior
serta kantung tempat penyimpanan spermatozoid yang disebut spermateka. Mengacu pada teori penunjang tersebut, pada lalat buah
bagian perutnya (abdomen) berbeda
untuk tiap jenis kelaminya. Pada jantan, ruas yang dimiliki ialah sekitar 3
ruas. Sedangkan pada betina, ruas yang dimiliki ialah sekitar 5-7 ruas. Selain
itu, abdomen pada betina biasanya
posteriornya lebih runcing daripada yang dimiliki oleh jantan.
Lalat
buah tergolong dalam serangga (insekta) yang mengalami siklus hidup
(metamorphosis) secara sempurna. Metamorfosis sempurna (holometabola) menurut Irianto (2013) yaitu pada jenis ini telur
akan berubah menjadi larva, kemudian menjadi pupa akhirnya menjadi dewasa. Berdasarkan
teori penunjang tersebut, proses metamorfosis lalat buah dapat berlangsung
dalam empat fase, yaitu fase telur, fase larva, fase pupa dan fase imago
(dewasa).
Pada
fase telur, telur yang dihasilkan dari fertilisasi antara lalat buah jantan dan
betina akan dilatkkan pada permukaan makanan, biasanya pada buah. Hanya dalam
waktu 24 jam, telur tersebut dapat berubah menjadi ke bentuk larva. Selanjutnya
dalam bentuk larva, lala buah mengalami 3 kali pergantian kulit (instar) selama
2-3 hari. Pada instar ketiga, larva lalat buah siap berubah menjadi pupa. Pupa selanjutnya
akan berubah menjadi lalt dewasa (imago) dimana menurut Albani (2011) bahwa imago
menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa. Lalat buah yang telah menjadi
dewasa kemudian dapat melakukan perkawinan hanya dalam waktu 10 setelah
perubahan.
Secara
morfologi, antara lalat buah jantan dan bentina memiliki perbedaan.
Perbedaannya yaitu terletak pada ukuran tubuh, bentuk abdomen, dan adanya sex comb (sisir kelamin). Ditinjau dari bentuk
tubuh, lalat buah jantan memiliki ukuran tubuh yang lebh kecil daripada lalat
buah betina. Ditinjau dari bentuk abdomen,
lalat buah jantan memiliki bentuk abdomen
yang bersegmen dan berdifusi serta bagian posteriornya tumpul berwarna
hitam. Sedangkan pada betina, abdomen
bersegmen tanpa berdifusi serta bagian posteriornya runcing. Hal ini dijelaskan
oleh Agustin (2011) bahwa ujung abdomen
betina agak runcing, sedangkan ujung abdomen lalat jantan agak membulat.
Pada lalat betina dewasa abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur
yang siap dikeluarkan. Garis-garis gelap dan terang yang berjumlah tujuh segmen dapat terlihat pada
abdomen lalat betina, sementara pada lalat jantan, beberapa segmen terakhir
berfusi sehingga terlihat warna hitam.
Perbedaan
yang paling penting antara lalat buah jantan dan betina ialah adanya sex comb (sisir kelamin) yang berfungsi sebagai
penempel lalat buah jantan ketika terjadi kopulasi. Menurut Agustin (2011) lalat
jantan mempunyai sisir kelamin, yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan distal dari sendi tarsal depan, dan pada
lalat betina tidak memiliki sisir kelamin. Dari teori penunjang tersebut, dapat
diketahui bahwa sex comb hanya
terdapat pada lalat buah jantang dimana terlatak pada kedua kaki depan lalat
bagian tarsus.
Sebagian
besar filum artropoda merupakan parasit bagi manusia. Tidak terkecuali lalat
buah. Lalat buah termasuk dalam golongan parasit karena sifatnya sebagi vektor
dari berbagai macam penyakit yang dapat disebabkan oleh makhluk mikroorganisme
lainnya, seperti bakteri. Menurut Irianto (2013) sebagian besar mikroorganisme
yang menggunakan artropoda sebagai vektor telah dapat menyesuaikan diri
sedemikian baik dengan inangnya. Dalam kasus-kasus semacam ini maka
pemidahsebaran mikroba ke manusia serta hewan terjadi secara kebetulan, dan
seringkali secara tidak sengaja. Berdasarkan teori penunjang tersebut, penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme membutuhkan vektor sebagai perantara
perpindahannya dan hal ini dapat terjadi secara kebetulan atau tidak secara
sengaja.
Selain
dapat menularkan penyakit, lalat buah juga dapat menyebabkan myasis pada manusia.
Myasis merupakan larva lalat parasit yang tumbuh dalam jaringan hewan maupun
manusia. Myasis berdasarkan sifat biologis larva lalat terbagi menjadi tiga,
yaitu myasis spesifik, myasis
semi-spesifik dan accidental myasis. Berdasarkan
lokasi infeksinya, myasis terdiri dari myasis kulit, myasis lubang tubuh dan
myasis usus. Myasis dapat terjadi karena kontak langsung dengan manusia seperti
lalat yang hinggap pada kulit. Serta dapat juga terjadi secara tidak langsung,
seperti memakan sayur dan buah yang telah membusuk.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, kesimpulan yang
diperoleh dari laporan kali ini ialah lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki morfologi secara umum terdiri
atas 3 yaitu kepala (kaput) terdiri
dari antena, mata, dan mulut. Dada (toraks)
terdiri dari protoraks,
mesotoraks, dan metatoraks
dimana terdapat sepasang kaki yang terdiri dari femur, tarsus dan tibia. Dan
perut (abdomen) yang bersegmen.
Perbedaan antara lalat buah jantan dan betina terlihat pada ukuran tubuh jantan
lebih kecil daripada betina, bentuk abdomen
jantan tumpul sedangkan betina runcing
dan adanya sex comb (sisir
kelamin) pada lalat buah jantan.
B.
Saran
Saran
yang dapat disampaikan oleh praktikan ialah perlu untuk melakukan praktikum
kembali mengenai lalat buah. Hal ini diutarakan karena, selain lalat buah (Drosophila melanogaster) terdapat juga
lalat buah lain yaitu lalat buah (Bactrocera
sp). Dengan dilakukannya praktikum kembali praktikan dapat melakukan
perbandingan terhadap morfologi lalat buah Drosophila
melanogaster dan Bactrocera sp.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin,
Dwi Putri. 2011. Siklus Hidup Drosophila
melenogaster. Universitas Jember. Jawa Timur
Ahlina,
Nur. 2011. Pengamatan Siklus Hidup Lalat
Buah (Drosophila melanogaster). Universitas Indraprasta PGRI. Jakarta Selatan
Albani,
Fuad. 2011. Drosophila melanogaster. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
Anfa,
A. A. P., Josano R. D., Merini A., Ratna S., dan Rifta A. 2011. Siklus Hidup Drosophila melanogaster. Universitas
Andalas. Sumatera Barat
Irianto,
Koes. 2013. Parasitologi Medis (Medical
Parasitology). Alfabeta : Bandung
Nurhidayah,
Ismi. 2013. Mengenal Lalat Buah
Drosophila spp. Universitas Negeri Yogyakarta. Jawa Tengah
Prasetyo,
Unggul Teguh. 2011. Kromosom Drosophila
melanogaster. Dinas Pendidian dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Jawa Timur
Qiptiyah,
M. 2014. Lalat Buah (Drosophila
melenogaster). Universitas Islam Negeri Malang. Jawa Timur
LAMPIRAN
Lalat Buah
Jantan
|
Lalat Buah
Betina
|
0 Response to "LAPORAN Identifikasi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)"
Post a Comment