Lettori fissi

LAPORAN METABOLISME GIZI

Related


DOWNLOAD FILE DISINI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar  Belakang
Salah satu  kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas  hidup. Perubahan makanan menjadi  energi tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh  makhluk hidup. Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil.  Didalam sel tersebut terjadi aktifitas perubahan reaksi-reaksi menghasilkan energi yang dibutuhkan manusia.
Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia  yang  terjadi didalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makan makanan (anabolisme) dan juga penguraian menjadi  senyawa yang lebih sederhana (katabollisme). Penting proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan, karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat  untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak dan protein) seperti lambung, usus halus, hati dan pangkreas.
1.2  Tujuan Percobaan
a)      Mengerti prinsip-prinsip dasar mengenaai spektofometri (yaitu prinsip dasar alatnya, kuvet, standard, blanko, serta hukum Beer-lombert dll)
b)      Latihan pembuatan dan penggunaan larutan stok.
c)      Kumpulan data kadar glukosa, trigleserida dan urea darah
d)     Latihan pembuatan dan interpretasi grafik.
1.3  Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu mahasiswa dan mengetahui prinsip dasar mengenai spektofometri, dan juga proses metabolisme dalam tubuh,


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definis Metabolisme
            Istilah Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata metabole yang berarti perubahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa metabolisme adalah makhluk hidup dapat mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme adalah suatu komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui fisika dan kimia, berupa proses pembenttukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelansungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. Reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk kebentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang diubah menjadi energi  gerak untuk emlakukan suatu akfitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain (Kistinnah, 2009).

2.2  Spektrofotometri

2.2.1 Pengertian Spektrofotometri

 

Spektrofotometri adalah merupakan salah satu metode  dalam kimia analsisis yang digunakan untuk menetukan komposisi sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang dimaksud dapat berubah cahaya visibel, UV dan inframerah sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul yang lebih berperan adalah elektron valensi. Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy relatif jika energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu (Gandjar,2007)
2.2.2  Prinsip Kerja Spektrofotometri

Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah 2012)
Spektrum  absorbsi  dalam  daerah-daerah  ultra  ungu  dan  sinar  tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan eksitasinya (Wunas,2011)
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector dan tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya S,2013). Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer terdiri dari Sumber cahaya monokromatis sel sampel – detector- read out.
2.2.3  Fungsi masing-masing bagian

a.       Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang.
b.      Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya.  dengan  adanya  pendispersi  hanya  satu  jenis  cahaya  atau  cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas  hanya  cahaya  hijau  yang  melewati  pintu  keluar. Proses  dispersi  atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.
c.       Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
-     UV,  VIS  dan  UV-VIS  menggunakan  kuvet  sebagai  tempat  sampel.  Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
-       Dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.
d.      Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.   Macam-macam detector yaitu Detektor foto (Photo detector),Photocell, misalnya CdS, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, Detektor panas
e.       Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detector. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri adalah :1) Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat pengotor. 2) Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril. 3) Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan. 4) Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh. 5) Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus berwarna.
Serapan  dapat  terjadi  jika foton/radiasi  yang  mengenai  cuplikan  memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Jika sinar monokromatik dilewatkan melalui suatu lapisan larutan dengan ketebalan (db), maka penurunan intesitas sinar (dl) karena melewati lapisan larutan tersebut berbanding langsung dengan intensitas radiasi (I), konsentrasi spesies yang menyerap (c), dan dengan ketebalan lapisan larutan (db).
2.2.4 Prinsip Dasar Spektrofotormeter
Pada prinsipnya, alat ini adalah hasil penggabungan dari alat spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Spektrometer memiliki alat pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang dari sinar putih.
2.5.5 Hukum Lambert-Beer
Berdasarkan hukum Lambert-Beer rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang dihamburkan.


Diabsorbansi dinyatakan dengan rumus.
                       
Dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari hukum Beer dapat ditulis sebagai.
                       


Dimana :
A: Absorbansi
a: Tetapan absorvitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm)
c: Konsentrasi larutan yang diukur
ε: Tetapan absorvitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm)
b atau terkadang digunakan I = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
2.2 Metabolisme Glukosa (Karbohidrat)
Glukosa adalah karbohidrat terpenting; kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa dalam asam nukleat; galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).
Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis, yang dapat terjadi secara anaerob, dengan produk akhir yaitu laktat. Jaringan aerobik memetabolisme  piruvat  menjadi  asetil-KoA,  yang  dapat  memasuki  siklus asam sitrat untuk oksidasi sempurna menjadi CO2  dan H2O, berhubungan dengan pembentukan ATP dalam proses fosforilasi oksidatif (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).
Glukosa dan metabolitnya juga ambil bagian dalam beberapa proses lain, seperti: konversi menjadi polimer glikogen di otot rangka dan hepar ;  jalur pentosa fosfat yang merupakan jalur alternaltif dalam glikolisis untuk biosintesis  molekul  pereduksi  (NADPH)  dan  sumber  ribosa  bagi  sintesis asam nukleat ; triosa fosfat membentuk gugus gliserol dari triasilgliserol ; serta piruvat dan zat-zat antara dalam siklus asam sitrat yang menyediakan kerangka   karbon   untuk  sintesis  asam  amino,   dan   asetil-KoA   sebagai prekursor asam lemak dan kolesterol (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).
Regulasi Kadar Glukosa Darah adalah satu-satunya nutrisi yang dalam keadaan normal dapat digunakan oleh otak, retina, dan epitel germinal dari gonad. Kadar glukosa darah harus dijaga dalam konsentrasi yang cukup untuk menyediakan nutrisi bagi organ – organ tubuh. Namun sebaliknya, konsentrasi glukosa darah yang terlalu tinggi juga dapat memberikan dampak negatif seperti diuresis osmotik dan dehidrasi pada sel. Oleh karena itu, glukosa darah perlu dijaga dalam konsentrasi yang konstan (Guyton dan Hall, 2006).
2.3 Metabolisme Uera (Protein)                                                                   
            Protein yang dikonsumsi oleh manusia pada umumnya berasal dari lauk pauk dan kacang-kacangan. Protein ini masuk ke dalam tubuh akan menglami sebuah proses pencernaan dan berubah menjadi asam amino. Pada proses pencernaan ini dihasilkan zat sisa yang berupa feses. Yang selanjutnya didefekasikan yang melalui anus.
            Urea merupakan zat diuretik higroskopik dengan menyerap air dari plasma darah menjadi urin. Kadar urea dalam darah manusia disebut BUN (bahasa InggrisBlood Urea Nitrogen). Peningkatan nilai BUN terjadi padasimtoma uremia dalam kondisi gagal ginjal akut dan kronis atau kondisi gagal jantung dengan konsekuensi tekanan darah menjadi rendah dan penurunan laju filtrasi pada ginjal. Pada kasus yang lebih buruk, hemodialisis ditempuh untuk menghilangkan larutan urea dan produk akhir metabolisme dari dalam darah (Poedjiadi, 1994).
Asam amino hasil dari pencernaan selanjutnya akan ditransportasikan oleh plasma darah yang melalui sistem sirkulasi yang menuju ke sel/jaringan. Di dalam sel/jaringan asam amino akan dipergunakan sel untuk pertumbuhan, perkembanngan, restitusi sel dan mensintesis enzim dan hormon. Apabila jumlah pada asam amino berlebih, maka sisanya akan dioksidasi melalui peristiwa respirasi untuk menghasilkan energi. Respirasi dengan menggunakan substrat asam amino akan menghasilkan zat sisa yang berupa senyawa CO2, H2O dan NHOH. CO2 dan H2O dalam bentuk gas dari set diangkut, oleh plasma darah dalam pembuluh darah yang menuju ke paru-paru untuk diekskresikan keluar tubuh, sedangkan H2O dalam bentuk cair akan diangkut menuju ke kulit dan ginjal. H2O setelah sampai di kulit akan diekskresikan dalam bentuk keringat dan H2O setelah sampai di ginjal akan diekskresikan dalam bentuk urine. Senyawa NH3 dan NH4OH merupakan senyawa yang bersifat racun yang sangat membahayakan sel, Oleh sebab itu sebelum dikeluarkan harus diubah dahulu menjadi urea di dalam hati, yang sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Dalam bentuk urea, sisa metabolisme ini dipindahkan ke ginjal untuk dieskskresikan dalam bentuk urine.
2.4 Metabolisme Trgleserida (Lemak)
            Metabolisme lemak merupakan proses yang dimana asam lemak dicerna, dipecah untuk energi, atau disimpan dalam tubuh manusia untuk penggunaan energi di masa depan. Asam lemak ini merupakan sebuah komponen trigliserida yang membentuk sebagian besar lemak makan dalam makanan seperti minyak nabati dan produk hewani.
Trigliserida dapat ditemukan di dalam pembuluh darah serta disimpan untuk kebutuhan energi masa depan dalam sel-sel jaringan adiposa, yang lebih dikenal sebagai lemak tubuh dan sel-sel hati. Meskipun sumber utama energi tubuh ialah karbohidrat, yang ketika sumber ini habis, asam lemak trigliserida kemudian akan dipecah sebagai sumber energi cadangan. Contohnya tubuh dengan menggunakan energi dari matabolisme lipid “lemak” selama berolahraga, ketika pasokan glikogen atau bentuk yang tersimpan dari glukosa karbohidrat, habis atau ketika ada karbohidrat cukup dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.
Trigliserida, juga dikenal sebagai lipid atau lemak, yang sangat cocok untuk peran mereka sebagai bentuk energi yang tersimpan karena setiap gram memasok 9 kalori (37 kilojoule), sedangkan karbohidrat hanya memasok 4 kalori (17 kilojoule) per gram. Kalori ialah unit energi, lemak dianggap nutrisi padat energi. Trigliserida yang terdiri dari tiga rantai asam lemak terikat pada senyawa yang mengandung hidrogen disebut gliserol, asam lemak yang dapat dibebaskan selam metabolisme lipid ketika tubuh membutuhkan kalori tersebut untuk energi.
Proses Metabolisme Lemak Untuk langkah pertama dalam metabolisme lemak ialah konsumsi dan pencernaan trigliserida yang ditemukan baik dalam sebuah makanan nabati seperti buah zaitun, kacang-kacangan dan alpukat dan makanan hewani seperti daging, telur dan produk susu. Lemak ini berjalan melalui saluran pencernaan ke usus dimana mereka tidak dapat diserap dalam bentuk trigliserida.
Sebaliknya, mereka dibagi melalui enzim yang disebut lipase menjadi asam lemak, dan yang paling sering, monogliserida yang merupakan asam lemak rantai tunggal yang melekat pada gliserol. Trigliserida yang bercabang kemudian dapat diserap melalui usus dan disusun kembali menjadi bentuk aslinya sebelum diangkut oleh kilomikron, jenis zat yang mirip dengan kolesterol yang dikenal sebagai lipoprotein ke dalam sistem getah bening.
Dari sistem getah being trigliserida masuk ke dalam aliran darah, dimana proses metabolisme lipid atau lemak diselesaikan dalam satu dari tiga cara, karena mereka juga diangkut ke hati, sel-sel otot atau sel-sel lemak, yang dimana mereka disimpan atau digunakan untuk energi. Jika mereka berakhir di sel-sel hati, mereka diubah menjadi jenis kolestrol “jahat” yang dikenal sebagai very-low-density lipoprotein (VLDL) dan dilepaskan ke dalam aliran darah dimana mereka bekerja untuk mengangkut lipid lain.
Trigliserida dikirim ke sel-sel otot dapat dioksidasi dalam mitokondria sel-sel untuk energi, sedangkan yang dikirim ke sel-sel lemak akan disimpan sampai mereka dibutuhkan untuk energi di lain waktu. Hal ini menyebabkan peningkatan ukuran sel-sel lemak, terlihat pada seseorang sebagai peningkatab lemak tubuh.
                                                                                                         








BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan                                
            Alat dan bahan yang digunakan adalah Pipet mohr, Pipet Otomatik, Mikrosentrifus klinik, tabung  Sentrifus, rak dan tabung  reaksi, kit pemeriksaan trigleserida glukosa, dan urea, spuit 3 cc, torniquet, kapas alkohol 70%, spektrofotometer.Dan sampelnya adalah Mie Bakso.
3.2 Prosedur Kerja
Ø  Mengkonsumsi mie Ayam 2 jam sebelum pengambilan darah
Ø  Stelah itu melakukan pengambilan darah sebanyak 3 ml
Ø  Dimasukkan kedalam tabung untuk disentrifus selama 15 menit dengan tujuan memisahkan  serum dan plasma.
Ø  Selanjutnya pemeriksaan kadar glukosa, trigleserida dan urea dalam darah dengan menggunakan alat fotometer.
Persiapan panjang gelombang maksimal :
Urea:
-           Siapkan 40 mg/dl stanndar urea dan  tentukan panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer UV/Vis dengan  λ:400-600 nm
-          Gunakan panjang gelombang maksimum ini untuk  penentuan absorbansi kurva  standard dan sampel.
Glukosa :
-          Siapkan 100 mg/dl standard glukosa dan tentukan panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer UV/Vis dengan  λ:400-600 nm
-          Gunakan panjang gelombang maksimum ini untuk  penentuan absorbansi kurva  standard dan sampel.
Protei :
Panjang gelombang maksimum pada pemeriksaan protein plasma tidak dilakukan, gunakan panjang gelombang yang terdapat didalam protein text kit.


Pemeriksaan Glukosa, Trigleserida dan Urea
Pada pemeriksaan glukosa, trigleserida dan urea  akan menggunakan kit dit DisSys  untuk pemeriksaan glukosa, protein dan urea.
Prosedur kerjanya dilampirkan tapi cara kerja secara singkat seperti berikut:
1.      Perisapan Sampel
a.       – 1 ml darah diambil kedalam wadah yang berisi EDTA. Menggunakna alat sentrifugasi klinik  untuk memisahkan sel-sel darah dari plasma tapi hanya 10µ dibutuhkan untuk pemeriksaan glukosa, protein dan urea.
b.      Siapkan pengenceran glukosa seperti kegiatan praktikum sebelumnya sebagai sampel glukosa (untuk membandingkan konsentrasi yang diprediksi/diperhitungkan dengan konsentrasi yang diperoleh dengan spektrofotometer)
2.      Optimal:  pemeriksaan terhadap glukosa, protein serta urea berdasar reaksi enzim (lihat lampiran). Aktifitas enzim dipengaruhi oleh suhu, jangan biarkan pekerjaan anda terlalu lama dimeja kerja setelah masa inkubasi selesai. Secepat mungkin lansung dilakukan pengukuran absorbansi setelah masa inkubasi slesai oleh karena itu periode reaksi  harus diatur dengan baik, kerjakan setiap bagian satu persatu yaitu (inkubasi untuk sampel-sampel pengenceran doubling dan decimal maupun pemeriksaan glukosa urea dan trigleserida.
3.      Alat spektrofotometer yang akan kita pakai  berada dilaboratorium lain. Supaya tidak jadi antrian yang sangat lama untuk menggunakan alat tersebut, diharap grup meja masing-masing membagi sampel yang mau diperiksa dalam dua atau tiga bagian dan membawa bagian-bagian tersebut ke lab. Spetrofotometer setelah siap untuk diperiksa.
4.      Khususnya dengan kit urea, reagensia harus disiapkan baru disetiap perode praktikum  dan simpanan pada botol gelap. Jagalah supaya reagensia A tidak terkontaminasi.

5.      Cara persiapan smapel plasma untuk pemeriksaan glukosa, trigleserida dan urea atau sampel pengenceran doubling dan decimal  (glukosa atau urea) dicatat dibawah ini:

Glukosa
Trigleserida
Urea
Volume Reagensia
1000µl Reagensia Glukosa
1000µl Reagensia
1000µl Reagensia A, Inkubasi Pertama 1000µl Reagensia B
Volume Sampel atau standard
10µl
10µl
10µl
Konsentrasi standard
100mg/dl
200 mg/dl
40 mg/dl
Periode dan Temperatur Inkubasi
10 min @ 370C
10 min @ 370C
5 min @ 250C
Periksa pada λ=
500nm
530nm
600nm

6.      Catat hasil (absorbance) yang diperoleh dengan alat spektrofotometer pada tabel-tabel berikut. Kumpulkan data dari grup meja yang lain supaya data  lengkap.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disajikan sebagai berikut:
4.1.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Darah.
Bahan/sampel
Konsumsi Mie Bakso
Control
Hasil dan Keterangan
Mie Bakso
Glukosa : 71,31 mg/dl


Trigleserida : 24,7 mg/dl


Urea : 220 mg/dl


180 mg/dl


< 150 mg/dl


5-25 mg/dl


(tidak normal) dikarenakan kurang dari nilai batas maksimum
(normal) dikarenakan kurang dari nilai batas maksimum
(tidak normal) melebihi ambanng batas kadar urea

4.2 Pembahasan
4.2.1 Glukosa
Glukosa adalah zat yang ada di dalam darah yang asalnya dari karbohidrat di dalam makanan maupun minuman yang setiap hari kita konsumsi, jadi dapat dikatakan bahwa asal glukosa adalah dari luar tubuh kita. Glikogen adalah bentuk setelah glukosa disimpan di dalam tubuh dan glikogen ini berada di otot rangka tubuh serta organ hati. Somastostasin, glucagon dan insulin adalah sejumlah faktor utama yang memengaruhi jumlah glukosa pada tubuh dan hormon-hormon tersebut adalah yang kelenjar pankreas produksi selama ini. Tubuh membutuhkan glukosa karena glukosa dapat dijadikan sumber intermediet metabolisme yang juga berperan sebagai sumber energi. Karena adanya proses fotosintesis yang terjadi, maka glukosa tercipta dan inilah yang menjadi alasan mengapa bahan bakar respirasi seluler menggunakan glukosa. Dengan rumus H-(C=O) – (CHOH)5 kita bisa melihat struktur glukosa di mana ada 5 gugus hidroksi dan atom karbonlah yang menyusunnya.
Dalam pengujian ini dengan mengkonsumsi mie bakso, dengan perlakuan  atau prosedur kerja yang telah ditetapkan didalam buku panduan telah didapatkan bahwa dua jam sebelum mengkonsumsi mie bakso kemudian melakukan pemeriksaan pada kadar glukosa darah ternyata kadar glukosanya lebih rendah 71,31 mg/dl sedangakan normalnya (control) adalah 180 mg/dl. Artinya pada saat makanan (mie bakso) yang bahan-bahannya terdiri mie, tepung kanji, daging sapi, dan rempah-remaph lainnya dan kemudian masuk kedalam tubuh proses metabolisme sudah mulai bekerja untuk mengubah senyawa kompleks menjadi lebih sederhana dengan melalui beberapa tahap, sehingga makanan yang maasuk dalam tubuh akan disalurkan seluruh tubuh. Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis, yang dapat terjadi secara anaerob, dengan produk akhir yaitu laktat. Regulasi Kadar Glukosa Darah adalah satu-satunya nutrisi yang dalam keadaan normal dapat digunakan oleh otak, retina, dan epitel germinal dari gonad. Akan tetapi kadar glukosa darah harus dijaga dalam konsentrasi yang cukup untuk menyediakan nutrisi bagi organ-organ tubuh. Namun sebaliknya, konsentrasi glukosa darah yang terlalu tinggi juga dapat memberikan dampak negatif seperti diuresis osmotik dan dehidrasi pada sel. Oleh karena itu, glukosa darah perlu dijaga dalam konsentrasi yang konstan. Meski glukosa kerap dikaitkan dengan penyakit serius semacam diabetes, glukosa sendiri asalkan dikonsumsi menurut kebutuhan harian yang normal, tidak lebih dan tidak kurang, dapat bermanfaat bagi tubuh, ini adalah sejumlah manfaat yang bisa tubuh kita rasakan yaitu Sumber energi dan Analit dalam tes darah.
Glikolisis adalah jalur pertama yang digunakan glukosa untuk menghasilkan energi dinamakan glikolisis. Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel secara anaerobik (tidak membutuhkan oksigen). Hasil akhir glikolisis adalah pemecahan glukosa yang mempunyai enam atom karbon (C) menjadi dua ikatan yang mengandung tiga atom karbon yaitu piruvat atau asam piruvat. Kedua Pembentukan ATP Pada awal glikolisis dibutuhkan energi yang berasal dari dua molekul ATP, yang pertama untuk mengikat satu gugus fosfat dan menghasilkan glukosa 6-fosfat yang kemudian diubah menjadi fruktosa 6-fosfat. Pengikatan fosfat pada molekul glukosa pada awal glikolisis diperlukan agar glukosa menjadi lebih reaktif. ATP yang kedua digunakan untuk mengubah fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Fruktosa 1,6-difosfat kemudian dipecah menjadi dua ikatan tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Dihidroksiaseton fosfat mudah berubah menjadi gliseraldehida-3-fosfat sehingga terbentuk dua molekul gliseraldehida-3-fosfat, kecuali bila dibutuhkan untuk membntuk gliserol.
Reaksi yang kemudian terjadi secara bertahap adalah dibentuknya asam 1,3-difosfogliserat, asam 3-fosfogliserat, asam fosfoenol piruvat, dan akhirnya piruvat. Dari satu molekul glukosa akhirnya terbentuk dua molekul piruvat. Pada tahap perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfogliserat, dilepas 2 atom hidrogen (yang mengandung 2 elektron). Atom hidrogen dipungut oleh alat angkut nikotinamida adenin dinukleotida (NAD), suatu koenzim yang mengandung vitamin niasin. Ada dua molekul NAD yang berperan pada tahap ini, tiap satu molekul NAD menerima satu atom hidrogen dan dua elektron, sehingga terbentuk NADH dan dua ion hidrogen bebas. NADH merupakan ikatan berenergi potensial yang dapat diubah menjadi dua sampai tiga molekul ATP, sehingga dari dua molekul NADH dihasilkan 4-6 molekul ATP. NAD mempunyai satu elektron yang tidak mempunyai pasangan dan biasa ditulis sebagai NAD>Pada tahap perubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat dan asam fosfoenol piruvat menjadi piruvat dihasilkan masing-masing dua molekul ATP, sehingga seluruh rantai glikolisis menghasilkan empat molekul ATP. Jumlah bersih ATP yang dihasilkan melalui glikolisis adalah sebanyak 6-8 molekul, yaitu dua molekul ATP (empat molekul yang dihasilkan dikurangi dua molekul yang digunakan pada awal glikolisis) ditambah 4-6 molekul ATP yang berasal dari NADH.
           
Pada tahap berikutnya diperlukan oksigen untuk melanjutkan metabolisme energi. Bila oksigen tidak segera tersedia, piruvat diubah menjadi asam laktat yang menumpuk sampai oksigen tersedia kembali. Perubahan piruvat menjadi laktat membutuhkan satu ion H yang diperoleh dari NADH + H+ yang kemudian membentuk NAD+. Monosakarida lain, yaitu galaktosa dan fruktosa memasuki jalur glikolisis pada tahap-tahap berbeda. Galaktosa diubah menjadi glukosa 1-fosfat melalui proses empat langkah yang menggunakan satu molekul ATP. Fruktosa diubah menjadi fruktosa 6-fosfat dan meneruskan proses glikolisis dengan cara yang sama  dengan glukosa. Masuknya galaktosa dan fruktosa ke dalam jalur glikolisis terjadi di dalam sel-sel hati.

Piruvat menjadi asetil KoA Bila sel membutuhkan energi dan tersedia oksigen, piruvat akan diubah menjadi asetil KoA. Jadi, perubahan piruvat menjadi asetil KoA terjadi secara aerobik. KoA adalah koenzim A yang dibentuk dari vitamin B asam pantosenat. Asetil KoA adalah ikatan yang terdiri atas dua ikatan C (asetat) yang terkait pada satu molekul KoA. Reaksi-reaksi selanjutnya untuk menghasilkan energi terjadi dalam mitokondria. Oksigen akan bereaksi dengan satu unsur karbon dari piruvat dan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui darah dan paru-paru. Sisa dua unsur karbon dari piruvat akan bergabung dengan satu molekul KoA dan membentuk asetil KoA.

Pada perubaha piruvat menjadi asetil KoA terbentuk satu molekul NADH yang dapat memproduksi dua sampai tiga molekul ATP. Perubahan piruvat menjadi asetil KoA membutuhkan vitamin tiamin dalam bentuk koenzim TPP. Molekul KoA dalam hal ini mengaktifkan asam asetat, seperti halnya gugus fosfat dapat mengaktifkan glukosa. Tanpa bantuan KoA asam asetat tidak dapat berpartisipasi dalam reaksi siklus TCA, yaitu tahap akhir metabolisme energi. Pembentukan glukosa melalui siklus Cori Bila hanya sedikit oksigen tersedia, piruvat akan diubah menjadi asam laktat. Ini terutama terjadi pada jaringan otot yang tiba-tiba harus berkontraksi kuat, seperti pada latihan intensif atau kerja berat, yaitu bila latihan/pekerjaan melebihi kemampuan jantung dan paru-paru untuk mengeluarkan CO2 dari otot-otot.
Dengan persediaan oksigen terbatas dan pengeluaran karbon dioksida yang terbatas pula, asam laktat akan menumpuk. Ini akan menimbulkan rasa lelah dan sakit. Untuk mengatasi ini hendaknya kegiatan otot diturunkan sehingga darah yang beredar dapat mengangkut asam laktat ke hati. Di dalam hati asam laktat akan diubah kembali menjadi glukosa melalui siklus Cori. Metabolisme aerobik menghasilkan lebih banyak ATP daripada metabolisme anaerobik. Hal ini perlu diperhatikan dalam kegiatan yang membutuhkan daya tahan tinggi. Asetil KoA menjadi karbon dioksida melalui siklus TCA asetil KoA setelah dibentuk dari piruvat tidak dapat diubah kembali menjadi piruvat. Bila sel membutuhkan energi, asetil KoA akan melanjutkan perjalanan melalui serentetan reaksi yang dinamakan Tricarboxylic Acid Cycle (TCA).
Siklus TCA (Tri Carboxylic Acid) Siklus TCA dinamakan juga siklus Krebs atau siklus asam sitrat. Dinamakan siklus TCA karena melibatkan asam sitrat dengan tiga gugus karboksil (COOH). Krebs adalah nama ahli biokimia yang menemukan siklus ini, dan siklus asa sitrat karena setelah asetil KoA memasuki siklus, ikatan pertama yang terbentuk adalah asam sitrat. Siklus TCA digunakan sel-sel untuk mengubah dua atom karbon yang terikat pada asetil KoA menjadi dua molekul karbondioksida, membebaskan koenzim A untuk digunakan kembali, dan memindahkan energi yang dihasilkan ke dalam senyawa-senyawa lain, yaitu NADH, FADH2, dan GTP. Rentetan reaksi yang terjadi dinamakan siklus, karena senyawa oksaloasetat dengan 4-karbon  berulang kali berputar dalam suatu siklus. Koenzim A mempunyai fungsi mengaktifkan asam asetat sehingga memulai reaksi dalam siklus TCA. Pada awal siklus TCA, asetil KoA yan mengandung dua atom karbon mengikat satu senyawa 4-karbon, yaitu asam oksaloasetat untuk membentuk senyawa 6-karbon asam sitrat. KoA kemudian dibebaskan. Fungsi siklus TCA adalah mengubah senyawa 6-karbon asam sitrat kembali menjadi senyawa 4-karbon oksaloasetat melalui serentetan reaksi. Dalam proses ini dilepas dua atom karbon dalam bentuk dua molekul karbondioksida. Siklus Krebs dimulai dan diakhiri dengan senyawa yang sama, yaitu oksaloasetat.

Rantai transpor elektron Rantai transpor elektron (RTE) adalah suatu seri reaksi yang menggunakan oksigen untuk mengubah molekul-molekul NADH dan FADH2 menjadi NAD dan FAD, air dan ATP. Proses ini dinamakan fosforilasi oksidatif. Dalam reaksi ini dibutuhkan besi dan tembaga sebagai katalisator.

4.2.2 Trigleserida
Trigleserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati (Ayu,2011). Setelah mengalami proses di dalam tubuhtrigliserida ini akan diserap usus dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density lipoprotein). Trigliserida dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah konsumsi makanan berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin dari dalam tubuh. Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh enzim  lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol LDL. Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan tubuh (Ayu,2011).
Sama halnya dengan pengujian kadar glukosa, dalam pengujian ini dengan mengkonsumsi mie bakso, dengan perlakuan  atau prosedur kerja yang telah ditetapkan didalam buku panduan telah didapatkan bahwa dua jam sebelum mengkonsumsi mie bakso kemudian melakukan pemeriksaan pada kadar trigleserida dalam darah ternyata kadarnya normal yaitu 24,7 mg/dl sedangkan controlnya adalah <150 mg/dl yang berarti (normal) dikarenakan kurang dari nilai batas maksimum. Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula. Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar kolesterol berlebihan juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke (Wijayakusuma, Hembing, 2003).
Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan kulit sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida yang terlalu berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan. Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera.
4.2.3 Urea
Urea juga dikenal dengan istilah carbamide. Urea merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan dari proses metabolisme protein. Pada dasarnya urea merupakan limbah yang dihasilkan oleh metabolisme di dalam tubuh manusia. Ketika hati (liver) memecah protein atau asam animo dan amonia, maka proses pemecahan tersebut menghasilkan limbah yang disebut dengan urea. Selanjutnya ginjal akan memindahkan atau melarutkan urea dalam darah ke urin. Kelebihan nitrogin dalam tubuh juga akan dikeluarkan melalui urea.
Begitu juga dengan pengujian Urea sama dengan pengujian kadar glukosa dan trigleserida telah didapatkan 220 mg/dl sedangkan controlnya 5-25 mg/dl, artinya (tidak normal) melebihi ambanng batas kadar urea. Metabolisme urea dalam hal ini sudah menjadi peranan siklus urea dalam tubuh. Asam amino yang berasal  dari protein dalam makanan diabsorbsi melalui transport aktif dan dibawah kehati. Dihati, asam amino disintesis menjadi molekul protein atau dilepas kedalam sirkulasi untuk ditransport kedalam sel lain. Setelah memasuki sel-sel tubuh, asam amino bergabung dengan ikatan peptida untuk membentuk protein seluler yang dipakai untuk pertumbuhan  dan regenerasi jaringan. Hanya ada sedikit simpanan asam amino dalam sel tubuh, kecuali sel-sel hati. Protein intraseluler tubuh sendiri terus  terhidrolisis menjadi asam amino dan disintesis ulang menjadi protein. Asam amino dari makanan dan asam amino dari penguraian protein intraseluler membentuk kelompok asam amino utama yang memenuhi kebutuhan tubuh.
Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak. Urea tidak diputus oleh enzim manusia. Namun, bakteri, termasuk bakteri yang terdapat dalam saluran cerna manusia, dapat memutuskan urea menjadi amonia dan CO. (urease, enzim yang mengkatalisis reaksi ini, merupakan enzim pertama yang dapat dikristalisasi). Sampai tahap tertentu, manusia mengekskresikan urea ke dalam usus dan air liur. Bakteri usus mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini serta amonia yang dihasilkan oleh reaksi bakteri lain di dalam usus, diserap masuk ke dalam vena porta hepatika. Dalam keadaan normal, amonia ini diekstrasi oleh hati dan diubah menjadi urea, jaringan. Hanya ada sedikit simpanan asam amino dalam sel-sel tubuh, kecuali sel-sel hati. Protein intraseluler tubuh sendiri terus terhidrolisis menjadi asam amino dan disintesis ulang menjadi protein. Asam amino dari makanan dan asam amino dari penguraian protein intraseluler membentuk kelompok asam amino utama yang memenuhi kebutuhan tubuh.
Penguraian asam amino untuk energi berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak. Urea tidak diputus oleh enzim manusia. Namun, bakteri, termasuk bakteri yang terdapat dalam saluran cerna manusia, dapat memutuskan urea menjadi amonia dan CO. (urease, enzim yang mengkatalisis reaksi ini, merupakan enzim pertama yang dapat dikristalisasi). Sampai tahap tertentu, manusia mengekskresikan urea ke dalam usus dan air liur. Bakteri usus mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini serta amonia yang dihasilkan oleh reaksi bakteri lain di dalam usus, diserap masuk ke dalam vena porta hepatika. Dalam keadaan normal, amonia ini diekstrasi oleh hati dan diubah menjadi urea.



















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan uraian diatas dapat disimpukan bahwa prinsip  dasar mengenai tehnik spektrofotometri adalah Pada prinsipnya, alat ini adalah hasil penggabungan dari alat spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Spektrometer memiliki alat pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang dari sinar putih. Hukum BeerLambert atau Hukum LambertBeeradalah rumus yang mendeskripsikan melemahnya intensitas pencahayaan saat melalui suatu medium dengan substansi yang dapat melakukan absorpsi. Intensitas ini bergantung pada konsentrasi substansi yang menyerap cahaya dan ketebalan lapisan. Dan telah didapatkan hasil dari pemeriksaan kadar dari glukosa 71,31 mg/dl artinya (tidak normal) dikarenakan kurang dari nilai batas maksimum, dan Trigleserida : 24,7 mg/dl (normal) dikarenakan kurang dari nilai batas maksimum, dan Urea : 220 mg/dl (tidak normal) melebihi ambanng batas kadar urea.
5.2 Saran
Saran yang saya dapat ajukan yaitu sebelum memulai praktikum, praktikan diharap untuk menguasai teori serta teknik pengujiannya.







DAFTAR PUSTAKA
Kistinnah, I dan Lestari, S Endang. (2009). Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Putra Nugraha
Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, 323-346, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).
Adam, F., Thiam S,C., and Yahya, S. 2013. Bio-template Synthesis of Silika- Ruthenium Catalyst of Benzylation of Toluene. Journal of Physical Science. Vol. 24. No. 1. Pp. 29-35.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
Guyton   AC,   Hall   JE.   Buku   Ajar   Fisiologi   Kedokteran.   Edisi   11.

Penterjemah:  Irawati,  Ramadani  D,  Indriyani  F.  Jakarta:  Penerbit  Buku Kedokteran EGC, 2006.
Wijayakusuma, Hembing. Prof.H.M. 2005. Pembantaian Massal 1740, Tragedi
Berdarah Angke. Yayasan OborJakarta










LAMPIRAN

Setelah mengkonsumsi mie bakso, dilakukan pengambilan darah
Kemudian diisi ditabung dan siap untuk dentrifus selama 15 menit
Dan selanjutnya dicampurkan 1 pipet blanko dan regen kedalam tabung yang beridi plasma.

Yang terakhir setelah diberikan blanko dan regen selanjutnya plsama(darah)
Siap melakukan pemeriksaan menggunakan alat spektrofotometer.


Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "LAPORAN METABOLISME GIZI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel