Lettori fissi

LAPORAN OKSIDASI BIOLOGI

Related


DOWNLOAD FILE DISNI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seperti yang telah diketahui bahwa makhluk hidup memerlukan energy yang digunakan untuk pergerakan, pertumbuhan, sintesis biomolekul serta transport ion melintasi membrane sel. Organisme akan menggunakan energy tersebut secara efisien untuk proses hidup. Dalam rangka untuk menghasilkan energy, karbohidrat, lipid, asam amino dengan melalui jalur metabolism yang berbeda akan dipecah dan menghasilkan sejumlah molekul pembawa energy yang selanjutnya melalui proses oksidasi biologi.
Senyawa pembawa energy digolongkan menjadi 2, yaitu 1) low energy phosphates-ADP, AMP, glukosa-1 phosphate- yang bertugas menangkap energy bebas dan high energy phosphates (HEP)–kreatin fosfat, ATP, karbamoil fosfat, GTP, fosfoenol piruvat dan CTP- yang membawa energy tinggi untuk diberikan kepada reaksi biokimia. Terdapat tiga sumber utama senyawa HEP dalam konsevasi energy yaitu dari 1) proses glikolisis, 2) siklus asam sitrat, dan 3) fosforilasi oksidatif.
NADH yang merupakan hasil dari siklus Krebs yang terjadi dalam mitokondria akan digunakan dalam reaksi reduksi untuk menghasilkan ATP yang merupakan molekul pembawa energy melalui proses fosforilasi oksidatif. Banyak manifestasi berkaitan dengan adanya radikal bebas yang merupakan hasil dari proses oksidasi biologi seperti penuaan dini, keganasan, namun mekanisme perjalanan penyakit tersebut masih sulit untuk dijelaskan.
Dari pembelajaran kita mengenai Oksidasi Biologi ini, maka penulis mengharapkan agar kita semua mengetahui bagaimanakah oksidasi biologi dan hal-hal yang berkaitan dengan oksidasi biologi tersebut. Dan dengan mempelajari hal ini, maka penulis mengharapkan agar kita bisa menggunakan oksidasi biologi ini dalam kehidupan sehari-hari.



1.2  Tujuan Praktikum
-          Memperlihatkan adanya enzim dehidrogenase dalam susu dan efek antioksidan vitamin C.
1.3  Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui cara atau tekhnik uji coba menentukan adanya enzim dalam suatu produk.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Oksidasi Biologi
            Oksidasi biologi berlansung secara bertahap. Untuk itu diperlukan sejumlah enzim untuk bekerja sama dalam memindahkan elektron dan hidrigen. Umumnya dalam sistem biologi sel, oksidasi dengan proses dehidrogenasi, yaitu pelepasan hidrrogen atau elektron yang substrat yang diolah.
            Proses ksidasi biologi banyak pla menghasilkan peroksida, yang berbahaya untuk sel sendiri. Untuk itu, sel  biasanya dilengkapi dengan sistem penangkal. Sistem penangkal yang terdapat dalam sel terdiri dari enzim yang memecah peroksida seperti katalase, peroksida. Selain itu juga terdapat vitamin yang berperan sebagai antioksidan yaitu vitamin C, vitamin E dan betakaroten.
            Uji osidasi dalam kentang dan pengaruh pemberian vitamin C antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebi elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat redam. Berdasarkan sumber perolehannya ada dua maam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radkal berlebih maka tubh membutuhkan antioksidan eksogen.
            Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yan belum diketahui antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degenerative serta map menghambat peroksidasi lipid pada makanan.


BAB III
METODE PRAKTIKM
3.1 Alat
            Adapun alat yang digunakan adalah Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Gelas piala, Gelas ukur, Tabung durham, Penangas air, Pisau, Pipet tetes.
3.2 Bahan
            Dan bahan yang digunakan adalah Aquadest, Larutan metilen blue, Formaldehida, dan sampel yang digunakan meliputi Apel, Jeruk, Vitamin C, susu murni, susu kental manis (putih).
3.3 Prosedur Kerja
            3.3.1 Uji Schardinger
ü  Siapkan 2 tabung reaksi
ü  Masukan 5 ml susu segar pada tabun pertama
ü  Masukan 5 ml susu pasteurisasi pada tabung kedua
ü  Tambahkan 5 tetes larutan metilen blue dan 5 tetes larutan formaldehida kedalam masing-masing tabung
ü  Campur dengan baik dan amati warna yang tampak
ü  Masukan kedalam penangas air 60-650C dan amati warna yang tampak.
3.3.2 Efek Antioksidan Vitamin C.
ü  Sediakan 4 buah gelas piala volume 50 ml
ü  Masing-masing diisi vitamin C, Aquadest, Perasan jeruk dan satu gelas dikosongkan
ü  Iris apel keci-kecil, taruh dimasing-masing gelas piala

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1 Hasil
              Berdasarkan hasil pengamatan dapat disajikan sebagai berikut.
NO
Pengujian
Reagen
Keterangan
1.
Uji Schardinger
Tabung I : 5 ml susu segar + 5 tetes methilen ble + 5 tetes formaldehida + panaskan dan amati perubahan warna.
Tabung II : 5 ml susu pasteurisasi + 5 tetes methilen ble + 5 tetes formaldehida + panaskan dan amati perubahan warna.
Terjadi perubahan yang tadinya biru keruh menjadi biru terang

Tidak terjadi perubahan
2.
Efek Antioksidan Vitamin C
Gelas kimia I : vitamin C + Aquadest + apel
Gelas kimia II : aquadest + apel
Gelas kimia III : perasan jeruk + apel
Gelas kimia IV : gelas kososng + apel
Tidak teroksidasi

Tidak teroksidasi
Tidak teroksidasi

Teroksidasi






4.2 Pembahasan
            4.2.1 Uji Schardinger
            Percobaan dilakukan untuk mengetahui cara penetapan kesegaran susu dengan menggunakan uji metilen biru. Hal ini dilakukan karena cara penetapan kesegaran susu dengan menggunakan uji metilen biru. Percobaan ini dimaksudkan untuk Memperlihatkan bahwa oksidasi dapat terjadi melalui dehidrogenasi suatu substrat, dalam hal ini formaldehid. Memperlihatkan adanya enzim dehidrogenase aerob, yaitu aldehid dehidrogenase yang terdapat dalam susu segar. Memperlihatkan bahwa pasteurisasi merusak enzim.
            Penetapan kesegaran susu murni dilakukan dengan cara meneteskan Mb pada 2 larutan susu dengan kondisi yang berbeda kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih untuk melihat pengaruh yang terjadi. Pada tabung I yang diberi formaldehid dan dipanaskan terlebih dahulu, tidak terjadi perubahan warna (tetap berwarna biru). Hal ini disebabkan karena pemanasan yang dilakukan menghambat enzim di dalam susu tersebut sehingga tidak aktif/rusak, akibatnya enzim tersebut tidak dapat mengoksidasi aldehid dengan baik dan menyebabkan  sulit terjadi perubahan warna. Begitupun sebaliknya pada susu pasteurisasi
            Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa penambahan formaldehid dan pemanasan dapat berpengaruh terhadap kesegaran susu dimana susu yang ditambahkan formaldehid lebih lama teroksidasi dibandingkan susu yang hanya diberikan aquades, sedangkan susu yang dipanaskan yang paling lama mengalami oksidasi karena enzim yang dikandung susu rusak akibat pemanasan.
            4.2.3 Efek Antioksidan Vitamin C
            Vitamin C adalh salah satu vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga di kenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaiyu asam akorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan, vitamin C diperluknan untuk menjaga struktur kolagen yaitu rawan, dan jaringan lain ditubuh manusia. Struktur kolegen yang baik dapat mampu menangkan berbagai radikal bebas ekstra seluler.
            Dan berdasarkan pengujian ini efek antioksidan vitamin C gelas kimia I yang berisi vitamin C ditambahkan aquades dan irisan apel, gelas kimia II aquades ditambahkan apel, gelas kimia III perasan jeruk tambahkan apel, gelas kimia IV gelas kosong dan didalamnya terdapat apel, dari beberpa percobaan ini hanya gelas kimia IV yang teroksidasi yaitu hanya terdapat irisan apel didalam gelas kosng yang berati apel tersebut teroksidasi oleh udara dengan terjadi perubahan warna coklat, sedangakan gelas  I-IV tidak teroksidas tidak terjadi perubahan warna atau masi utuh dan segar.
            Dan beberpa karakteristiknya antra lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, udara dan logam. Buah-buahan seperti jeruk merupakan sumber utama vitamin ini, selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal peranannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadarn. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas diseluruh tubuh. Melalui pengaruh penchar vitamin ini dapat membantu pembuangan feses atau kotaran, dan juga mampu menangkal nitrit akibat penyakit kanker.
           
           





BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Pada pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa penambahan formaldehid dan pemanasan dapat berpengaruh terhadap kesegaran susu dimana susu yang ditambahkan formaldehid lebih lama teroksidasi dibandingkan susu yang hanya diberikan aquades, sedangkan susu yang dipanaskan yang paling lama mengalami oksidasi karena enzim yang dikandung susu rusak akibat pemanasan.
            Dari beberpa percobaan ini hanya gelas kimia IV yang teroksidasi yaitu hanya terdapat irisan apel didalam gelas kosng yang berati apel tersebut teroksidasi oleh udara dengan terjadi perubahan warna coklat, sedangakan gelas  I-IV tidak teroksidas tidak terjadi perubahan warna atau masi utuh dan segar.
5.2 Saran
Saran yang saya dapat ajukan yaitu sebelum memulai praktikum, praktikan diharap untuk menguasai teori serta teknik pengujiannya.








DAFTAR PUSTAKA
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000.
Davis S.P., 1985, prinsip-prinsip biokimia, Jakarta (BU II)
Gernida, 1996, Biokimia, Gramedia, jakarta (BA II) 
Lehninger A, Nelson D, Cox M M. Principles of Biochemistry 2nd 1993

           













Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "LAPORAN OKSIDASI BIOLOGI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel